Page 289 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 289

remaja dan cukup usia untuk mengurai wajah ayahnya. Maka,
                 pada  usianya  yang  muda  itu  sang  putra  mengucapkan  kaul.
                 Ia akan menanggalkan kekuasaan dari dirinya. Ia akan hidup
                 mewadat. Tidak menikah, tidak beristri, menjauhkan diri dari
                 perbuatan yang melahirkan keturunan, tiada meraja pula. Akan
                 ia serahkan takhta kepada adiknya. Ia akan menjadi seorang
                 resi.
                     Suhubudi memandang kepada Jati, seolah dirinya adalah
                 Raja Sentanu yang baru saja mengungkapkan bimbang kepada
                 Bisma  muda.  Bisma  yang  remaja,  barangkali  duabelas  tahun
                 usianya. Jejaka cilik itu diminta ikut menanggung keresahan
                 orangtua. Pada usia duabelas tahun ini, ayahnya meminta dia
                 memutuskan untuk hidup mewadat.
                     Jati pernah tertarik satu dua gadis. Tapi ia belum pernah
                 betul­betul kasmaran. Karena itu, pada detik ini ia tidak merasa
                 hidup berwadat adalah sebuah pilihan yang terlampau berat.
                 Ia bangga bahwa ayahnya memberi sebuah tugas kepadanya,
                 meski ia tak mengerti betul apa itu. Maka, karena ayah angkat­
                 nya  mempercayai  dia,  kenapa  tidak  ia  berkorban.  Ia  ingin
                 berkorban.
                     “Ya, Rama. Saya mau hidup mewadat. Sebagaimana Bis­
                 ma.”
                     Ayahnya merengkuh dia erat­erat. Tapi, lelaki itu sedikit
                 terhisak kini. Ia menyebut­nyebut nama putranya. Kemudian
                 dengan  hentakan  ia  memberi  jarak  antara  dia  dan  anak  itu.
                 Suaranya sangat tegang.
                     “Jati, dengarkan Ramamu. Dalam wangsit yang kudapat,
                 aku harus membuatmu begitu. Aku harus membuatmu… men­
                 jadi kasim.”
                     Jati terdiam sebentar.
                     Ada orang yang hidup mewadat karena sejak lahirnya, ada
                 yang karena pilihan demi tugasnya, ada yang dibuat begitu oleh
                 orang lain. Ia ingin yang kedua.


                                                                        2
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294