Page 286 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 286
terjangkau berubah menjadi iri pada adiknya, yang terjangkau.
Ia membunuh Habil. Ia memukul kepalanya dan mematahkan
lehernya. Tuhan murka kepadanya dan mengutuk bahwa tanah
garapan Kain itu mengering, sehingga Kain harus terusir,
mengembara ke tempat lain, menjauhi lembah Eufrat dan
Tigris, dua sungai yang di sebuah tempat menjaga Taman
Firdaus. Tuhan memberi tanda di dahi Kain agar tak seorang
pun membunuh dia seperti dia membunuh Habil. Demikian
lah, dari dua anak itu, yang satu membunuh yang lain dan
berkembang biak ke seluruh penjuru mata angin.
Tapi Kain mendapatkan pembalasannya oleh bilangan.
Bilangan per12 punah dari muka bumi. Bilangan per10
menjadi norma di dunia ini. Kataku. Bilangan per12 adalah
bilangan Kain. Bilangan per10 adalah milik Habil.
Jika ada perbedaan awal antara keduanya, inilah perbeda
an itu: Bilangan per12 dirumuskan oleh mereka yang mencari
tanda di alam. Bilangan per10 dirumuskan oleh mereka yang
mencari tanda di tubuh. Sebab jarijari tangan kita berjumlah
sepuluh. Tetapi musim hanya kembali setelah 12 kali purnama.
Bayangkanlah leluhur kita, manusia purba yang pertama
melakukan hitungan. Mereka berlindung di goagoa. Pada
siang hari mereka menuai seperti protoHabil, atau menangkap
hewan seperti protoKain. Sebab, sebelum mereka bisa berta
nam, mereka menuai dari alam. Sebelum mereka bisa berter
nak, mereka mengejar binatang liar. Pada malam hari mereka
melihat ke langit. Di sana sesosok makhluk yang tak ada pa
danannya, terang seperti api namun tenang seperti telaga, akan
muncul dan hilang dalam hitungan hari yang nyaris tetap. Ia
muncul seperti garis tipis, menjadi besar bersama hari, untuk
menjadi bulat penuh. Lalu sedikitsedikit ia menghilang lagi.
Bulan. Kehadirannya di langit seiring dengan yang terjadi di
2