“Parang Jati buah hatiku. Aku hanya mengujimu. Aku
tidak membuatmu kasim. Aku hanya mengkhitan kamu.”
Sang ayah menyeringai.
“Tapi kamu sungguh anak luar biasa. Aku bangga padamu,
Jati. Kamu sungguh anakku yang luar biasa.”
Itu adalah ujian pertama bagi Parang Jati.
2 1