Page 463 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 463
penyelenggaraan dengan caracara rakus dan jumawa.
Seorang spiritualiskritis adalah mereka yang memikul
kebenaran. Karena itu mereka hanya memakai caracara yang
satria dan wigati. Hanya dengan memanggulnya mereka per
caya bahwa kebaikan bisa menyatakan diri. Mereka seperti
pawang hujan yang memanggul mendung hitam berat, agar
hujan tidak turun dan pesta bisa berlangsung. (Catat! Bukan
mereka sendiri yang menyatakan kebaikan, tapi kebaikan
menyatakan dirinya, bertunas dari bumi. Demikian, agar tak
seorang pun menjadi sombong.)
Mereka percaya bahwa kebenaran adalah misteri, yang
harus mereka pikul selamanya. Sebab hanya dengan me
manggulnya misteri itu tidak jatuh ke tanah. Sebab jika misteri
itu jatuh ke tanah, kita akan mengiranya sebagai tekateki yang
terpecahkan. Dan kita percaya bahwa jawabnya adalah: Hukum
Tuhan. Tapi, kau tahu, misteri bukanlah teka-teki.
Misteri adalah rahasia, yang jawabnya selalu tertunda.
Misteri, kawanku, adalah dia yang jawabannya takkan per-
nah terpegang. Yang menempatkan kau dalam suasana kepe-
dihan dan harapan sekaligus.
Tapi, Parang Jati, bagaimanakah kita menyatakan hal yang
rumit ini kepada orangorang desa yang bodoh dan penguasa
yang bebal?
Bahasa apa yang akan kau gunakan?
Bayi kita beri bubur. Tapi yang kuat kita beri bekatul. De
mikianlah, makanan bergantung pada kemampuan mengunyah
dan mencerna.
Sesungguhnya itu pun tidak mudah. Sebab banyak orang
senang percaya bahwa satu resep berlaku untuk semua.
Bagi orangorang desa yang belum berpikir kritisanali
tis—bukan karena mereka bodoh, tetapi karena mereka tak
punya kemewahan untuk berpikir demikian—biarlah mereka
3

