Page 465 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 465
sesajian untuk Ratu Kidul dan segala roh alam maupun roh
nenekmoyang.
Farisi bukan muslim saja pengikutnya. Dalam perseteruan
nya dengan Parang Jati, ia berhasil menggalang kelompok
Kristen yang sefaham dalam tafsir monoteisme mereka. Ada
beberapa gerakan evangelis yang tafsirnya sungguh serupa.
Dan ini sesuatu yang menarik. Sebab biasanya orang Kristen
tidak terlalu suka dengan orang Islam yang memakai jubah:
kaum berjanggut dan bersorban. Dan kebanyakan kaum ini
juga senang bahwa diri mereka tidak disukai orang lain.
Bagaimana Farisi diterima oleh orang lain? Adakah karena
ia tidak berjanggut dan tidak mengenakan sorban, sehingga
ia tampak lebih kosmopolitan meskipun berjubah? Itukah
keuntungan dari hibrida citra Diponegoro dan Samurai X?
Farisi, bagaimanapun, berwajah rupawan. Tulang wajahnya
yang ramping dan matanya yang lencir mengingatkan kita pada
satria komik Jepang. Apalagi dengan topi bulu Samurai Xnya
itu. Dan kulitnya warna duku, semenjak ia kuliah di luar negeri
dan sepulangnya tak pernah lagi bertani. Hanya saja tubuhnya
lembek, sebab ia melupakan latihan fisik. Tapi tubuh itu toh
terbungkus jubah.
Tekateki berikutnya adalah bagaimana orangorang Farisi
tibatiba berjumlah banyak, seperti tampak di istana Pontiman
Sutalip kemarin. Dan wajahwajah mereka tidak dikenal Parang
Jati. Orangorang Farisi itu kebanyakan bukan dari sini.
Tak butuh waktu lama untuk menemukan bahwa perusa
haan besar penambangan batu itu telah mengambil dan me
mainkan kartu baru.
Parang Jati telah berhasil meminta ayahnya untuk tidak
melanjutkan komprominya dengan perusahaan. Sajenan tak
bisa setiap saat dilakukan untuk mengizinkan pernambangan.
Maka, perusahaan pun membayar orangorang itu untuk men
jadi “orangorang Farisi”. Tugasnya adalah untuk melindungi