Page 468 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 468
Mamon
empaTpuluh hari seTelah pembunuhan. Ketegangan masih
menaungi desa di kaki Sewugunung yang bagai ular melingkar
lingkar. Terutama sebab jenazah Penghulu Semar hilang, persis
seperti tiga tahun silam jenazah Kabur bin Sasus hilang. Apa
yang sesungguhnya terjadi di desa ini, setiap orang menyimpan
kepercayaannya sendiri. Desasdesus beredar, namun versinya
tidak sebanyak yang dahulu. Sebab, Penghulu bukanlah orang
berilmu. Ia hanya guru ngaji sederhana yang juga nyambi
bertani. Bukan kiai pemilik pesantren. Sesungguhnya tak
terlalu dipandang orang. Hilangnya jenazah dari kubur tak
mungkin karena kesaktian. Tapi, jika itu bukan kebangkitan,
lantas apa? Apa pula yang dulu membangunkan Kabur bin
Sasus, tiga tahun lalu?
Penduduk yang mengagumi Kabur bin Sasus percaya
bahwa lelaki berilmu itu bangkit dari kubur. Mereka bersum
pah melihat penampakannya di hutan jati, di goagoa, atau di
puncak bukit hitam. Ia besar dan perkasa. Lalu menghilang se
bagai kabut. Kadang ia tampak pula di kaki petir. Ia menangkap