Page 47 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 47
pada kursi listrik yang akan menganiaya dia dengan suara
suara merintih. Aku menikmati permainan ini.
Marja adalah mahasiswi jurusan desain. Wajahnya tidak
istimewa cantik tapi aku lebih menyukai tubuh ketimbang
raut muka. Barangkali karena aku pun tak memiliki rupa
yang tampan dan lebih mengandalkan daya tarik bangun
tubuhku yang pejal serta kemampuanku meladeni perempuan.
Telah empat bulan ia menjadi pacarku. Aku tak keberatan
menjadi pacarnya lebih lama lagi. Ia seorang pemain cinta
yang perkasa. Aku tidak suka tipe perempuan korban. Aku
suka yang menunggangi aku dan memperlakukan aku bagai
kuda. Dan Marja memiliki pinggang dan perut yang kecil liat,
serta payudara yang kenyal, yang sangat cocok untuk perannya
sebagai cowgirl.
Tapi perempuan, kau tahu, dikuasai oleh uburubur di
dalam perutnya. Mereka senang melakukan percintaan yang
membuang banyak tenaga hanya jika monster itu masih meng
harapkan lebih. Jika sang monster memperkirakan bahwa
lelaki Y tak akan menghasilkan lebih, ia akan memerintahkan
si perempuan untuk menghemat energi. Ketika itulah mereka
memilih posisi telentang. Demikianlah ekonomi perempuan.
Monster pada diri Marja masih mengira bahwa aku bisa
menghasilkan lebih. Ia masih senang memacuku lebih lekas
lagi. Aku senang, aku tahu aku harus, memanfaatkan waktu
yang tak akan selamanya ini.
Parang Jati duduk pada kursi plastik di teras kecil di depan
jendela kamar kos Marja, dengan segelas kopi pahit—tanpa
gula, seperti yang ia minta. Ia mengeluarkan sebuah buku
dari dalam tas goninya dan mulai membaca. Di dalam kamar
kubiarkan Marja memicu kudanya untuk berlari lebih cepat
lagi, lebih cepat lagi. Kubiarkan ia menaji si kuda dengan
sanggurdinya yang tak berbelas kasih. Ia mengucapkan segala
sumpah serapah yang terdengar oleh seluruh dunia dan kata
3