Page 485 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 485
masyarakat yang berbasis hu Tapi, feodalisme dan pere
kum positif, kebebasan berpi butan kekuasaan di dalam mau
kir, dan hak milik pribadi. pun tekanan Perang Dingin
Di sinilah, industrialisasi dunia menyebabkan gagalnya
dan kapitalisme lahir. Inilah eksperimen demokrasi di nege
persoalan pertama kita. Mo rinegeri baru. Mulai akhir ‘60
dernitas tak hanya membawa an, satu per satu jatuh ke rezim
perkembangan positif (pem militer. Mesir, Libya, Iran, Irak,
bebasan) tapi juga negatif (pe dll. Negaranegara Amerika
rusakan alam). Latin. Di tanah air, setelah
Dengan hilangnya rasa ta era diktator sipil (Orde Lama
kut, hilang pula penghormatan Soekarno; 195965), Indonesia
terhadap alam. Dengan adanya masuk ke era militerisme (Or
kepemilikan pribadi, yang di de Baru Soeharto; 196598).
nyatakan dengan kontrak dan Ribu bahkan juta orang di
jualbeli, hilang pula penghor bantai. Kekerasan, termasuk
matan atas hakhak ulayat (hak di dalamnya operasi intelijen,
adat atas tanah beserta isinya). menjadi bahasa kekuasaan
satusatunya.
Praktik militerisme Paling jelas, di negarane
Tahun 1940an dan ‘50 gara Amerika Latin dan di Indo
an ditandai dengan lahirnya nesia—negerinegeri dengan
negaranegara modern baru di kekayaan hutan dan alam luar
bekas tanah jajahan. Indonesia biasa—militer dan kapitalis sa
salah satunya. Negaranegara ling memperkuat dengan jahat
baru ini lahir dari dan mencoba untuk mengeksploitasi alam.
ide-ide filsafat modern, seperti: Itulah wajah buruk 2M: “Mo
kemerdekaan, pemerintahan dernisme” dan Militerisme.
1
republik, demokrasi, keadilan
sosial, negara kesejahteraan.
1 Catatan penulis: Saya memberi tanda kutip penggunaan kata “modernisme” dalam
artikel Parang Jati ini. Ia agaknya hendak mempertahankan rima dalam tiga serangkai
ModernismeMonoteismeMiliterisme. Istilah yang lebih umum adalah “pemikiran
modern” ataupun “modernitas” atau “kemodernan”. Dalam filsafat dan teori kritik, kata
“modernisme” lebih mengacu kepada perkembangan sastra, seni, maupun arsitektur
sejak awal abad ke20, terutama dalam tradisi AngloSaxon. Namun demikian, dalam
sejarah pemikiran keagamaan di Perancis, Italia, maupun Jerman, kata “modernisme”,
“modernismo”, dan “modernismus” digunakan untuk hal lain juga. Yaitu, untuk upaya
pembaruan doktrin Gereja (Dictionary of Critical Theory: Penguin Reference). Saya
kira, Parang Jati berhak untuk menggunakan kata “modernisme” untuk merujuk
gelombang modernisasi pemikiran dan praktik kehidupan di Indonesia dan negara
berkembang.