Page 481 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 481
Sambil berdesis begitu, makhluk serigalamanusiajan
tanbetina itu menjelma di balik punggungku. Nafasnya mem
bukakan penglihatan akan sesuatu. Yaitu bahwa bilangan
itu bukan bilangan hu. Sebab ia berpusar dengan arah yang
berlawanan. Fu berpusar dengan arah yang berbalikan dari
hu. Aku bagai mendapat penyingkapan tentang sesuatu. Tapi,
kau tahu, yang kita mengerti dalam mimpi tak bisa lagi kita
mengerti ketika kita keluar dari dalam danau.
Fu adalah sebaliknya dari hu. Meski demikian, mereka
kembar. Mengerti aku seketika. Saat aku melihat penyingkapan
itu, nafas serigalanya telah sangat panas dan lembab pada
leherku. Aku merasa ia membuka rahangnya, memperlihatkan
geriginya yang runcing berlian. Kini, liurnya telah mengalir
ke tengkukku. Aku tahu, seperti dulu, ia akan mencengkeram
leherku dengan tusukantusukan kecil sambil berdesis mesra.
Bilangan fu. Pengetahuan tentangnya hanya bisa ditularkan
melalui gigitan. Setelah itu, ia akan menikamku di belakang.
Gnosis sanguinis. Terimalah.
Persis pada saat ia menikamku, alam berubah. Aku men
jelma Bulsebul. Dan di hadapanku adalah sahabatku. Parang
Jati. Yang sedang kutikam tanpa belas kasih.
Aku terbangun. Tercium bau tengkuknya. Mimpi yang
seharusnya basah itu tidak tuntas. Sebab kali ini kengeriannya
lebih besar daripada ketegangannya.
Gaung fu melarikan diri dengan angin, melalui ventilasi
kamarku ke sebuah bukit di tepi laut nan jauh. Aku menyaput
jejaknya di tubuhku. Titiktitik asin yang menempel di bibirku.
Masih ada sisa ereksi pada diriku, yang aku selesaikan
dengan melanjutkan apa yang dibangun oleh mimpi jahanam.
Bulsebulaku. AkuParang Jati. Kutikam ia dari belakang.
Tapi bayangan itu bergantiganti oleh citra lain. Gambaran
aneh yang kacau dan selalu luput dari tangkapan, di mana aku
1