Page 477 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 477
dosa masih diberi kesempatan untuk menyucikan diri dengan
lahir kembali. Entah sebagai celeng, cacing, atau manusia
pohon dan manusia gajah. Apapun. Seperti sekolah baik yang
selalu memberi kesempatan pada muridmurid yang tinggal
kelas untuk mengulang, tidak ada yang dikeluarkan dan men
jadi terkutuk dalam neraka abadi. Mereka percaya pada kar
ma dan darma. Mereka percaya bahwa mereka lahir seperti
keadaan mereka sekarang karena perbuatan mereka dalam
hidup sebelumnya. Tapi bukan cuma itu juga. Wujud mereka
sekarang pun bukan sematamata ganjaran, melainkan juga
dengan sebuah tugas untuk diemban. Tugas mereka tentulah
untuk membantu menyelamatkan alam. Tapi, tak percaya
malaikat dan hari kiamat, itulah penegasan baru dibanding tiga
tahun lalu.
Persoalannya, orangorang Saduki itu tercatat dalam KTP
sebagai Islam. Dengan demikian, menurut Farisi, mereka
masih mengaku umat, tapi telah menyangkal adanya hari
kiamat. Artinya, Parang Jati telah melakukan penyesatan
dengan mencampuradukkan ajaran agama dan kepercayaan.
Dan jika orangorang Saduki itu ngotot dan sampai mengganti
kolom agama di KTP dengan kata “penghayat” (sulit tapi
masih mungkin ditempuh), maka Parang Jati dituduhnya telah
melakukan pemurtadan.
Sesungguhnya, Farisi bisa menempuh jalan laskarlas
kar yang lain. Dengan tuduhan pemurtadan dan penyesatan
ia barangkali bisa meminta perusahaan—ah, rasanya untuk
ini ia bisa melakukannya sendiri—untuk mengundang las
karlaskar itu dan membantu dia menggempur Padepokan
Suhubudi. Seperti laskarlaskar yang lain menggempur pusat
pusat Ahmadiyah. Tapi ini bukan tanpa risiko. Menggempur
Padepokan Suhubudi bisa menjadi blunder. Padepokan Suhu
budi telah bertahuntahun dipercaya orang sebagai tempat