Page 482 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 482

bercinta dengan Marja, dan Parang Jati berganti­ganti menjadi
               aku atau menjadi Marja.
                   Aku  tertidur  setelah  klimaks  perih  yang  kucapai  dengan
               sangat payah.
                   Di  ambang  tidur  aku  teringat  bahwa  telah  tiga  hari  aku
               meninggalkan Marja di Sewugunung bersama Parang Jati.

                   Barangkali semalam mereka telah bersetubuh juga. Biar­
               lah. Aku merasa itu adalah hal yang wajar bagi mereka berdua.
               Kecemburuan  hanyalah  bentukan  keinginan  berkuasa.  Serta
               perwujudan rasa tidak aman. Dalam hal Parang Jati dan Marja
               aku tak memiliki lagi kehendak berkuasa dan rasa tidak aman
               itu.  Rasa  aman  dan  mandiri  ini  wajar  belaka  pada  kasusku.
               Hanya  perbandingan  dengan  pengalaman  kebanyakan  orang
               yang membuatku kadang bertanya juga. Tapi, ah, untuk apa aku
               mengukur diriku, serta yang kurasakan pada Marja dan Parang
               Jati,  dengan  ukuran  orang­orang  jelata,  makhluk­makhluk
               rata­rata, apalagi para penonton televisi itu. Makhluk­makhluk
               pencemburu. Selera mereka diprogram oleh mesin yang sama.
               Maaf saja. Jelas aku, kami, bukan mereka.
                   Kuseduh  kopi  pagiku.  Aku  dan  Marja  telah  mengurangi
               gula  menjadi  setengah  sendok  teh  saja,  lantaran  Parang  Jati
               minum kopi tanpa pemanis sama sekali. Sesungguhnya si mata
               bidadari itu memang membawa perubahan pada kami. Kami
               juga  sudah  mengurangi  daging  meski  belum  berhenti  sama
               sekali. Yang pasti, kami telah stop memasak dengan segala jenis
               penyedap MSG.
                   Aku  telah  menitipkan  Marja  di  Sewugunung  sementara
               aku  harus  kembali  ke  Bandung  untuk  bertemu  dosen  dan
               menyelesaikan  beberapa  urusan  administrasi  kampus.  Aku
               terancam D.O. Telah terlampau lama aku mengabaikan kuliah
               demi  panjat  tebing.  Hari  pertama  Marja  masih  menelepon.
               Tiga  hari  berikutnya  tak  ada  kabar.  Parang  Jati,  aku  tahu,


              2
   477   478   479   480   481   482   483   484   485   486   487