Page 484 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 484

3M: Tiga Musuh Dunia Postmodern
                                 bagian 1 dari tiga tulisan
                                    oleh Parang Jati


                   Idealnya,  kita  sudah  me­  Setelah itu masuklah kita ke
                masuki  era  postmodern.  Tapi,   “era modern”.
                apa  yang  dimaksud  dengan
                postmodern?    Dan   siapa    Filsafat modern
                “kita”  yang  dimaksud  di  sini?   Dalam  sejarah,  filsafat  mo-
                “Kita”  adalah  manusia  dalam   dern  dimulai  dari  abad  ke­15
                peradaban  dunia.  Termasuk   di  Eropa.  Salah  satu  tokoh
                bangsa Indonesia di dalamnya.  utamanya  adalah  filsuf  Peran-
                   Era  postmodern  yang  di­  cis René Descartes, yang tenar
                maksud  adalah  era  di  mana   dengan “cogito ergo sum” (sa­
                peradaban  sudah  mengalami,   ya  berpikir  maka  saya  ada).
                atau  sekadar  mencicipi  da­  Inilah  fajar  rasionalisme,  di
                lam  bentuk  compressed  (di­  mana  manusia  yang  berpikir
                padatkan),   perkembangan   itu  menjadi  tuan  atas  dirinya
                kesadaran. Dari kesadaran mi­  sendiri dan alam. Ini menandai
                tologis, keagamaan, abad perte­  berakhirnya  Abad  Kegelapan.
                ngahan yang dikuasai takhayul,   Yaitu  abad  pertengahan,  di
                renaissance,  aufklärung  atau   mana  manusia  dikuasai  oleh
                fajar  akal  budi,  rasionalisme   takhayul  dan  ketakutan  yang
                dan modernisme.             dipelihara oleh agama. Filsafat
                   Indonesia  memang  tidak   modern  membebaskan  manu­
                mengalami   langsung   per­  sia  dari  kegentaran  terhadap
                gulatan   pencerahan   yang   alam,  institusi  kerajaan  mau­
                terjadi  di  Eropa.  Tapi,  hasil­  pun  gereja,  juga  terhadap
                hasilnya terkirim juga ke Indo­  Tuhan  itu  sendiri.  Akal  budi
                nesia  melalui  sisi­sisi  positif   melepaskan manusia dari keta­
                kolonialisme. Ialah: pendidikan   kutan. Tuhan sudah mati, kata
                modern,  ide  tentang  demo­  Nietzsche.
                krasi,  humanisme,  hak  asasi,   Modernitas  juga  melepas­
                nasionalisme,  bahkan  kemer­  kan manusia dari tradisi. Mun­
                dekaan. Jangan lupa, Soekarno,   culnya masyarakat modern me­
                Hatta, Sjahrir, dan para bapak   nandai  peralihan  dari  bentuk
                bangsa  bisa  merumuskan  ke­  komunitas   (gemeinschatf)
                merdekaan  setelah  mereka   ke  masyarakat  (gesellschaft).
                berkenalan  dengan  konsep   Yaitu,  dari  komunitas  yang
                kemerdekaan  dan  persamaan   berbasis  adat,  agama,  dan  ke­
                manusia dari dunia Barat juga.   pemilikan  bersama  menjadi
   479   480   481   482   483   484   485   486   487   488   489