Page 534 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 534

menyusup  mengikatkan  diri  kepada  sepasang  atom  O  yang
               hidup bahagia, dan menjelma entitas ketiga—tidakkah dia se­
               belumnya memiliki pasangan juga? Ke mana pasangannya itu?
                   Angin bertiup dari belakang. Dari arah bukit batu.
                   Suatu pengetahuan dari dalam diriku, seolah dari sel­sel
               asam darahku, bagaikan menjawab pertanyaan itu. Bilangan
               itu bernama fu.
                   Fu  adalah  dengan  siapa  Hu  sebelumnya  mengikatkan
               diri, sebelum radiasi memisahkan mereka.
                   Aku menarik nafas dalam­dalam, memendam sebuah per­
               tanyaan yang biarlah bergaung dalam diriku sendiri.
                   Tempat menyimpan rahasia adalah di antara jantung dan
               hati.
                   Begitu banyak misteri di bumi ini. Seperti kata Parang Jati.
               Ada pengetahuan yang melayang­layang di udara. Seperti atom
               dan  molekul  gas.  Kadang­kadang  kau  bisa  menangkapnya,
               atau ia menghinggapi engkau. Ada kalanya ia menyusup dan
               membentuk ikatan baru denganmu.
                   Dan,  sekalipun  engkau  terbukakan  pada  misteri  itu,  tak
               ada  yang  lebih  berharga  daripada  kebaikan  di  bumi  hari  ini.
               Sebab, di antara tiga hal ini—iman, pengharapan, dan kasih—
               yang paling besar di antaranya adalah kasih. Sebab dua yang
               pertama  adalah  kala  depan,  dan  yang  terakhir  adalah  kala
               sekarang. Di antara kebaikan dan misteri tentang kebenaran,
               maka yang lebih penting adalah kebaikan.
                   Aku berbalik dan berjalan meninggalkan arah laut. Kulihat
               langgar  kecil  itu,  yang  kini  telah  dibangun  dan  dirawat  baik.
               Yang pintu utamanya mengarah ke laut Selatan. Aku melihat
               seseorang keluar dari sana. Lelaki seusiaku. Si Penghulu Kupu­
               kupu.
                   Aku  tak  mau  menyebutnya  Farisi.  Barangkali  jejak  dari
               kepedihanku atas apa yang terjadi pada sahabatku. Parang Jati
               tak sekali pun menyapa dia dengan nama Farisi. Menyebutnya


             2
   529   530   531   532   533   534   535   536   537   538   539