Page 95 - Bilangan Fu by Ayu Utami
P. 95
Ikonografi
…alat yang dialogis datang dari sifat satria dan wigati. Yaitu
sifat-sifat yang tidak memegahkan diri.
Ada dua kata yang aku suka dari khotbah di bukit. Parang
Jati menggunakan kata “satria” dan “wigati”. Ketika itu aku tak
mengerti kenapa ia tidak memilih bentuk maskulin “wigata”.
Wigati, atau wigata seperti yang terdaftar dalam kamus Jawa
Kuna, mengandung sikap peduli, merawat, memperhatikan,
memelihara. Belakangan, dalam perenunganku ketika menu
liskan kembali cerita ini, pelanpelan aku terbukakan bahwa
Parang Jati memiliki sikap yang tetap mengenai pembedaan
sifat jenis kelamin.
Parang Jati percaya bahwa dalam dirinya, seperti dalam
diri segala zat, terdapat perempuan dan lelaki bersamasama,
dan keadaan inilah yang menjadikan sesuatu netral. Ia meng
gunakan paduan “satria dan wigati” barangkali untuk mene
gaskan keberadaan dua unsur itu.