Page 135 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 135

tempat-tempat umum. Menonton bioskop bersama-sama dan meng-
              habiskan hari Minggu di pantai sambil memancing atau berenang.
              Selebihnya mereka akan bertemu di malam hari di paviliun belakang
              kedai minum Mama Kalong, dan ketika pagi datang, Dewi Ayu tak lagi
              tergesa-gesa harus pulang, sebab mereka bisa duduk-duduk bersantai di
              kebun jeruk sambil berbincang-bincang.
                 Namun kemesraan mereka terganggu pada suatu malam ketika
              Maman Gendeng tak berkunjung ke rumah pelacuran Mama Kalong
              dan Dewi Ayu menghabiskan waktu dengan membaca buku panduan
              wisata. Itu telah beberapa minggu sejak kedatangan Maman Gendeng
              dan tak seorang lelaki pun berani menyentuh sang pelacur, kecuali
              satu saja yang datang malam itu: Sang Shodancho. Ia datang bersama
              prajurit pengawalnya.
                 Sesungguhnya ia belum pernah muncul di tempat pelacuran terse-
              but, dan sesungguhnya selama ini ia hanya dikenal namanya saja. Tak
              lama sebelum kedatangan sang preman, ia muncul dan mem buka mar-
              kas rayon militer. Orang-orang bilang sebelum itu ia terus di dalam hu-
              tan sejak pemberontakannya terhadap orang-orang Jepang dan menjadi
              pelarian tentara Sekutu di masa agresi militer. Kini ia muncul di tempat
              pelacuran tersebut dan Mama Kalong dibuat gembira sehingga ia datang
              tergopoh-gopoh untuk menyam butnya sendiri, dan bersedia melayani
              apa pun yang ia inginkan. Sang Shodancho tak menginginkan banyak
              hal kecuali pelacur pa ling cantik di tempat itu. Ia menoleh ke arah
              sudut dan menemukan Dewi Ayu di sana, tanpa keraguan ia langsung
              menunjuknya. Orang-orang dibuat menggigil oleh pilihannya, dan tak
              seorang pun berani mengeluarkan suara ketika Dewi Ayu menggeleng.
              Itu kali pertama Dewi Ayu menolak seorang pelanggan, namun Sang
              Shodancho tak akan menyerah hanya oleh sebuah gelengan kepala.
              Ia melangkah menghampiri sang pelacur, menodongkan pistolnya dan
              menyuruh pelacur itu membuang buku panduan wisatanya dan berja-
              lan ke tempat tidur. Itu membuatnya sangat sakit hati, sebab setelah
              bertahun-tahun, untuk pertama kalinya ia harus berjalan kaki menuju
              kamarnya, dan tidak dimanjakan dengan dibopong. Sang Shodancho
              mengikutinya ke paviliun sementara pengawalnya duduk di kedai
              menunggu.

                                           128





        Cantik.indd   128                                                  1/19/12   2:33 PM
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140