Page 139 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 139

untuk menyerangmu, tapi untuk memperlihatkan bahwa aku tak takut
              kepadamu karena aku kebal terhadap apa pun, baik pelurumu maupun
              pisau belatiku.” Pada saat yang sama Maman Gendeng menikamkan
              belati ke perutnya dengan sangat keras. Belati tersebut patah dan po-
              tongan ujungnya terpelanting ke lantai tanpa meninggalkan luka apa
              pun di tubuh sang preman. Ia meraih peluru dan potongan belati dari
              lantai, menggenggamnya dan mem perlihatkan benda-benda itu di tela-
              pak tangan pada Sang Shodancho.
                 Shodancho pernah mendengar orang-orang seperti itu, tapi me li-
              hatnya secara langsung baru sekarang ini. Itu membuat wajahnya pucat
              pasi seketika.
                 Sebelum pergi meninggalkan Shodancho yang diam mematung
              dengan pistol tergantung di tangan yang lemas tak berdaya, Maman
              Gen deng berkata untuk terakhir kalinya, ”Sekali lagi Shodancho, ja-
              ngan sentuh Dewi Ayu karena jika kau lakukan itu, aku tak hanya akan
              memorakporandakan tempat ini tapi bahkan membunuhmu.”



































                                           132





        Cantik.indd   132                                                  1/19/12   2:33 PM
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144