Page 160 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 160
Akhirnya Sang Shodancho muncul, kali ini tak menunggang ke le-
dai, tapi berjalan kaki. Ia mengenakan pakaian longgar dengan rambut
yang sangat pendek; tubuhnya masih sekurus dulu mem buatnya lebih
tampak seperti pendeta Buddha daripada seorang tentara. Ia dikawal
tiga puluh dua prajuritnya yang setia itu, yang selama seminggu ter akhir
ia siksa kembali dalam latihan f sik yang berat untuk mengecilkan tubuh
mereka. Masih ada sembilan puluh enam prajurit tambahan: gerombol-
an ajak jinak yang berwarna kelabu, beberapa putih dan kecokelatan,
mengekor di belakangnya, tampak kegirangan memperoleh sambutan
luar biasa masyarakat kota. Mayor Sadrah menyambut sendiri sahabat-
nya tersebut.
Di depan banyak orang itu, sambil memeluk Sadrah yang secara
me ngejutkan telah memiliki perut buncit bagai perempuan hamil, hu-
mor kejam Sang Shodancho timbul kembali. ”Aku telah menangkap
se ekor…,” katanya, ”babi.”
”Itulah satu-satunya alasan kami tak bisa berperang melawan yang
sesungguhnya,” kata Mayor Sadrah yang segera disetujui Sang Shodan-
cho.
”Percayalah, ajak-ajak ini akan berguna.”
Rombongan itu tinggal di markas Sang Shodancho yang lama, sejak
zaman Jepang, yang tetap dibiarkan tanpa diisi untuk meng hormatinya.
Sebagaimana ia janjikan, tanpa banyak beristirahat, keesokan hari-
nya bersama pasukan tempurnya itu ia mulai menggelar perburuan
besar-besaran. Satu prajurit menggiring tiga ekor ajak, sementara Sang
Sho dancho memimpin dengan senapan serta belati. Perburuan babi
mereka tak dilakukan dengan cara menunggu se ba gaimana Sahudi dan
teman-temannya, tapi langsung membuat ke ri butan di semak-semak
hutan tempat babi bersarang. Si tikus besar yang mungkin tengah tidur
siang mulai berlarian ke sana-kemari.
Hari itu mereka berhasil menangkap dua puluh enam ekor babi,
keesokan harinya dua puluh satu ekor, dan pada hari ketiga menang-
kap tujuh belas ekor. Itu cukup banyak untuk membuat populasi babi
yang membuat kekacauan turun drastis sehingga penduduk me nyam but
mereka dengan suka cita. Sebagian babi-babi itu mati terbunuh oleh
tombak dan senapan, beberapa lagi mereka kumpulkan di lapangan
153
Cantik.indd 153 1/19/12 2:33 PM