Page 185 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 185
Sepanjang minggu ia duduk di trotoar untuk melihat orang-orang ma-
lang yang diceritakan Kamerad Salim, dan juga ayahnya ketika ia masih
kecil. Ia ingin melihat orang-orang lewat dengan mobil dari Jerman atau
Amerika, sementara di sampingnya duduk seorang pengemis dengan
tubuh dipenuhi borok dan bisul. Ia ingin melihat seorang gadis pergi ke
pasar diiringi pembantu yang memegang ke ranjang serta payung yang
menaunginya. Ia ingin membuktikan semua kontradiksi-kontradiksi
sosial tersebut, lebih untuk menghibur dirinya sendiri dengan menga-
takan, betapa menyedihkan seorang lelaki dibuat hancur oleh cinta
semen tara orang lain sekarat mati karena terlalu keras bekerja atau
kelaparan.
Ia telah meninggalkan rumah selama lebih dari satu bulan, menjadi
kere dan hidup bersama gelandangan serta para pengemis. Tubuhnya
yang dulu bagus kini hanya seperti tumpukan tulang, dan rambutnya
mulai kemerahan, tampak sekaku ujung sapu. Ia sama sekali tak sedang
menyamar, ia hanya mencoba menghilangkan pen deritaannya dengan
penderitaan yang lain. Ia makan dari pemberian orang lain, dan jika
tak seorang pun memberi makan, ia akan mengais-ngais tong sampah
berebut dengan gelandangan lain dan anjing-anjing serta tikus.
Tak ada lagi gadis-gadis yang mengikutinya ke sana-kemari. Seba-
liknya, jika seorang gadis bertemu dengannya, tanpa menyadari bahwa
itu adalah Kliwon yang pernah mereka gilai dan mungkin pernah
me nidurinya, gadis-gadis itu akan menutup hidung, meludah ke sana-
kemari, sambil membuang muka dan berjalan lebih cepat. Anak-anak
kecil bahkan melemparinya dengan batu, hingga ia sering mendapati
dirinya dipenuhi luka, dan anjing bahkan mengejar-ngejarnya seolah
ia landak yang siap disantap. Bahkan ketika ia mendatangi rumahnya,
Mina sama sekali tak mengenalinya, sebaliknya ia malahan berkata:
”Jika kau jumpa kere bernama Kliwon, suruh pulang, ibunya tengah
sekarat dan ingin ketemu.”
Kliwon menerima sepiring nasi dari ibunya dan membalas, ”Kau
sama sekali tak tampak hendak sekarat.”
”Berbohong sedikit tak apalah.”
Setelah lama berlalu, ia mulai menjalani kehidupan seperti itu de-
ngan cara seolah itu merupakan kehidupan yang biasa-biasa saja. Ia mulai
178
Cantik.indd 178 1/19/12 2:33 PM