Page 187 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 187

mayat tersebut, menghampiri empat lelaki tersisa. ”Berikan gadis itu
              pada ku, telah kulewati mayatnya.”
                 Lelaki yang tengah menyetubuhi si gadis segera mencabut ke maluan-
              nya, meninggalkan bunyi ”splosh” yang menjijikkan, dan berlari de ngan
              wajah sepucat roti busuk, diikuti ketiga temannya. Gadis itu mereka ting-
              galkan begitu saja, tergeletak di atas sebuah meja tanpa kaki, telanjang
              dan tak sadarkan diri. Setelah menyelimuti si gadis dengan pakaiannya
              sendiri, Kliwon membawa gadis itu di pundaknya, ke gubuknya. Ia
              mem baringkannya di atas tempat tidur, berupa sofa bekas, memperhati-
              kannya sejenak, sebelum ia sendiri berbaring di atas tumpukan koran
              dan tidur terlelap.
                 Ketika ia terbangun, hari sudah malam, ia menemukan gadis itu
              te  ngah duduk di sofa mendekap lutut menggigil karena lapar. Ia masih
              setelanjang ketika ditidurkan, hanya sedikit tertutup pakaian yang
              di sampirkan begitu saja ke pundaknya. Kliwon memberinya bubur ja-
              gung dari panci, dingin dan nyaris basi sisa pagi hari, tapi gadis itu me-
              makannya dengan sangat lahap. Selama itu Kliwon duduk di samping-
              nya, memperhatikannya dengan ketelitian seorang anak kecil. Gadis
              itu makan tanpa menghiraukan keberadaannya. Bahkan tak tampak
              trauma sedikit pun, atau ia mungkin telah lupa, bahwa beberapa waktu
              sebelumnya segerombolan gelandangan telah memerkosanya. Kini Kli-
              won bisa melihat rambutnya yang kemerahan, serupa rambut jagung,
              matanya yang tajam, hidungnya yang ram ping, bibirnya yang tipis.
                 ”Siapa namamu?” tanya Kliwon.
                 Ia tidak menjawab sama sekali, hanya meletakkan panci sisa bubur
              jagung di kolong sofa bekas dan duduk kembali memandang Kliwon
              dengan sikap malu-malu seorang gadis perawan. Tangannya mengga-
              pai tangan Kliwon, menyentuhnya dengan kelembutan tangan seorang
              kekasih. Kliwon menggigil sejenak, dan sebelum menyadari apa pun,
              gadis itu telah melompat ke arahnya membuat lelaki itu ter jengkang
              di atas sofa dengan si gadis di atas tubuhnya, memeluk erat serta men-
              ciuminya dalam serangan yang nyaris ganas. Semula Kliwon hendak
              mendorongnya kuat-kuat, namun seketika ia menjadi ragu, dan hanya
              terdiam dengan tangan serupa orang-orang menyerah di depan regu
              tembak. Terutama ketika gadis itu memprotoli kemejanya, dan ia

                                           180





        Cantik.indd   180                                                  1/19/12   2:33 PM
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192