Page 191 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 191

Ia ditahan tanpa seorang pun peduli apakah ia dibawa ke pengadilan
              atau tidak. Di dalam sel yang terisolasi sebab ia akan berkelahi dengan
              tahanan lain tanpa berpikir salah satu di antara mereka akan mati sa-
              ling membacok, Kliwon menemukan ketenangannya kembali, berasal
              dari kemurungan yang semakin mengerak. Satu-satunya gangguan yang
              berasal darinya hanyalah bahwa jika malam hari tiba ia akan mengigau
              memanggil nama Isah Betina dalam teriakan-teriakan yang memekak-
              kan telinga, me nga lahkan lolongan anjing dan suara kucing kawin.
              Berita tentang seorang lelaki yang ditahan karena menderita oleh cinta
              segera tersebar dan sampai di telinga ibunya. Kliwon ditahan selama
              tu juh bulan, sampai Mina kemudian datang dan mengeluarkannya
              dengan jaminan. Ia membawa Kliwon pulang dengan cara menyeretnya,
              se perti ibu yang marah mendapati bocah kecilnya main di kubangan
              sapi. ”Tak adakah yang lebih berarti bagimu daripada cinta gadis-gadis
              itu?” tanyanya dalam kejengkelan, sambil memandikannya tanpa peduli
              bahwa anak lelakinya kini telah berumur dua puluh empat tahun.
                 Rumah itu masih seperti sediakala ketika ia meninggalkannya. Se-
              mua barang-barangnya masih tergeletak di tempatnya, pada posisi ter-
              akhir ia meletakkannya. Ia membacai novel-novel picisan, yang dahulu
              dihadiahkan gadis-gadis kepadanya, tentang kisah cinta yang berakhir
              menyenangkan, dalam usaha sia-sia menghibur diri. Ia juga membacai
              puluhan surat cinta yang ditulis gadis-gadis yang sama untuknya, jelas
              tak terhibur sama sekali, kecuali menambah-nambah kemurungannya
              belaka. Segalanya tiba-tiba seperti kembali ke awal yang sama, pada
              ke sedihan yang sama, pada rasa patah hati yang sama. Ia mencoba
              me nemui kembali teman-temannya, beberapa di antara mereka telah
              kawin dan punya anak, meminta sedikit ke ba hagiaan mereka. Ia juga
              mengunjungi kembali teman-teman gadisnya, beberapa di antara
              mereka juga sudah kawin, bahkan ada yang janda, mencoba kembali
              ber cinta dengan tiga atau empat dari mereka, sekadar untuk memper-
              oleh kembali kehangatan cinta. Namun itu semua hanya membuatnya
              kembali terkenang pada Isah Betina.
                 ”Pergilah kembali menggelandang,” kata ibunya. ”Mungkin bisa kau
              temukan cinta yang lain.”
                 ”Itulah yang akan kulakukan,” katanya.

                                           184





        Cantik.indd   184                                                  1/19/12   2:33 PM
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196