Page 194 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 194

”Katakan saja kau cemburu, gadis kecil,” katanya.
                    ”Jika ada perempuan yang harus kucemburui, maka itu adalah Mama
                 yang telah tidur dengan ratusan lelaki,” kata Adinda.
                    ”Kau pikir aku tak bisa tidur dengan lelaki?”
                    ”Kau bisa tidur dengan semua lelaki sehebat Mama,” kata Adinda,
                 ”tapi kau tak mungkin mencintai semua lelaki.”
                    Berbeda dari adiknya yang cenderung banyak di rumah, Alamanda
                 menghabiskan hari-harinya dengan melihat konser, bernyanyi dengan
                 iringan gitar bersama kekasih dan teman-temannya di tempat mana
                 pun yang bisa mereka dapatkan. Mereka pergi tamasya dan nonton
                 bioskop, sehingga kadang-kadang ia baru pulang ke rumah larut malam
                 menjelang pagi. Meskipun kedua adiknya telah menunggu di depan
                 pintu dengan wajah cemas, ia akan berlalu ke kamarnya tanpa mengata-
                 kan apa pun kecuali menyanyikan sepotong lagu cengeng yang sedang
                 populer di masa itu.
                    ”Kau lebih buruk dari pelacur,” kata Adinda dengan jengkel, ”paling
                 tidak pelacur pulang pagi membawa uang.”
                    ”Katakan saja nona kecil penggerutu,” kata Alamanda dari dalam
                 kamarnya, ”sekali lagi, kau jatuh cinta pada Kliwon.”
                    ”Kalaupun aku jatuh cinta kepadanya, tak akan pernah kukatakan
                 sebab itu akan membuatmu bunuh diri.”
                    Bukan desas-desus memang jika pemuda itu begitu populer di antara
                 gadis-gadis muda, tak hanya di sekitar rumahnya, tapi bahkan di selu-
                 ruh Halimunda. Kenyataannya, ia telah demikian populer sejak masih
                 kecil ketika orang-orang dibuat terkejut oleh kemampuan otaknya yang
                 mampu menyelesaikan soal-soal ujian akhir anak kelas enam ketika ia
                 masih kelas lima sehingga kepala sekolah memutuskan untuk langsung
                 menyuruhnya belajar di kelas enam. Di sekolah menengah ia telah men-
                 juarai semua perlombaan matematika dan karena ia juga bisa bermain
                 gitar dan bernyanyi dan wajah tampannya cukup meyakinkan, ia mulai
                 pergi ditemani gerombolan gadis-gadis yang jatuh cinta kepadanya.
                    Itu masa-masa ketika ia bisa pergi dengan gadis mana pun yang ia
                 inginkan sebelum ia jatuh cinta pada Alamanda yang berumur delapan
                 tahun, menggelandang dan berhubungan dengan seorang gadis gila ber-
                 nama Isah Betina. Banyak orang mengatakan mereka pasangan yang

                                             187





        Cantik.indd   187                                                  1/19/12   2:33 PM
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199