Page 195 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 195

hebat, seorang pemuda yang cerdas dan tampan mem peroleh seorang
              gadis cantik pewaris pelacur terpandang di kota itu, kecuali Adinda
              yang menganggap bahwa itu tak lebih dari sebuah malapetaka. Ala-
              manda telah berhubungan dengan banyak lelaki sebelum mencampak-
              kan mereka satu per satu. Itu reputasi buruknya, dan semua orang
              me ngetahuinya termasuk Adinda.
                 Ia melakukan semua ini pada beberapa teman sekolahnya, sedikit
              memprovokasi dengan kecantikannya, senyum yang memikat, lirikan
              genit, langkah yang gemulai, hal-hal seperti itu bisa membuat banyak
              teman laki-lakinya terserang insomnia mendadak. Tak tahan dengan
              insomnia tanpa harapan penyembuhan, beberapa anak laki-laki akan
              mencoba memburunya dan ia akan mulai berubah menjadi merpati
              jinak, yang melompat-lompat setiap kali hendak ditangkap.
                 Para pemburu tak akan menyerah hanya karena itu, mereka mengu-
              burnya dengan rayuan penarik hati, mereka membenamkannya dalam
              janji-janji, mereka melemparinya dengan hadiah-hadiah omong kosong,
              bunga, kartu ucapan, surat, puisi, nyanyian. Ia menerima semua itu dan
              membalasnya dengan senyum yang lebih memikat, dengan lirikan yang
              lebih genit, dengan tontonan pada langkahnya yang lebih gemulai, de-
              ngan bonus sedikit pujian bahwa kau laki-laki yang baik, pandai, tam pan,
              dengan rambut yang menawan, dan mereka akan merasa tersanjung
              melambung ke atas bintang-bintang.
                 Mereka akan semakin percaya diri, merasa diri sebagai laki-laki
              pa ling tampan di dunia, sebagai laki-laki paling baik di alam semesta,
              dengan rambut paling indah, dan yakin dengan semua itu maka pada
              kesempatan pertama mereka akan berkata, atau mengirimkan surat,
              memuntahkan keinginan prasejarah mereka yang terpendam bahwa
              Ala manda, aku mencintaimu. Itu adalah saat terbaik untuk mengempas-
              kan mereka, memorakporandakan hati mereka, menghancurkan seorang
              laki-laki, satu kesempatan memperlihatkan superioritas perempuan,
              sehingga Alamanda akan berkata, laki-laki, aku tak mencintaimu.
                 ”Aku menyukai laki-laki,” kata Alamanda suatu ketika, ”tapi aku
              le bih suka melihat mereka menangis karena cinta.”
                 Ia telah melakukan permainan tersebut berkali-kali, selalu menye-
              nang kan dari satu permainan ke permainan yang lain meskipun akhir-

                                           188





        Cantik.indd   188                                                  1/19/12   2:33 PM
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200