Page 200 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 200

diri di bambu penopang rak-rak jamur menghadapinya sebelum pergi
                 meninggalkan Alamanda dan bergabung dengan para pekerja lain yang
                 melepas lelah setelah pekerjaan hari itu usai.
                    Brengsek, pikir Alamanda, seharusnya laki-laki itu tak pergi mening-
                 galkannya begitu saja, tapi merayunya lebih gila, memburunya, sebelum
                 diempaskan sebagaimana biasa. Alamanda berdiri di pintu kandang,
                 memandang laki-laki itu bersama teman-temannya bergerombol duduk
                 di pojok ladang, membagi-bagikan rokok satu sama lain sebelum mem-
                 bakar dan sama-sama mengembuskan asapnya ke udara terbuka, mem-
                 bicarakan banyak hal dan menertawakan banyak hal.
                    Itulah yang kemudian membuat keadaan menjadi tak terkendali
                 baginya dan untuk pertama kali ia sendiri yang terserang insomnia
                 cinta, setiap malam menantikan pagi hari datang untuk kembali ke
                 kandang jamur dan bertemu dengan laki-laki itu sambil bertanya-tanya
                 apakah demam cinta masih melanda laki-laki itu atau tidak. Ketika
                 ia mulai menyadari bahwa ia sungguh-sungguh dibuat jatuh cinta, ia
                 merasa ngeri pada kesadaran bahwa ia telah dikalahkan dan mencoba
                 membunuh rasa cinta itu dengan memikirkan cara-cara paling mengeri-
                 kan untuk membuat laki-laki itu jatuh di kakinya. Dan tanpa peduli
                 apakah ia mencintainya atau tidak, ia akan mencampakkannya begitu
                 rupa, dendam pada kenyataan bahwa ia telah dibuat jatuh cinta pula
                 kepadanya. Namun setiap kali mereka bertemu, laki-laki itu menerima
                 begitu saja anugerah keberadaan gadis cantik di dalam kandang jamur
                 bersama dirinya, tanpa upaya lebih jauh memburunya, mengabaikan-
                 nya seolah sudah merupakan kesenangan luar biasa telah ditemaninya
                 sedemikian rupa.
                    Yang terjadi adalah bahwa Alamanda semakin jatuh terperosok pada
                 rasa cinta yang tak tertahankan, terpesona oleh penemuannya atas
                 laki-laki semacam itu, yang memandangnya dengan penuh kekaguman,
                 menelusuri lekuk tubuhnya dengan kemesuman, tapi tetap bergeming
                 dari urusan jamur dan jerami. Alamanda mulai memimpikannya merayu
                 dirinya, mengiriminya bunga dan surat cinta, ingin melihatnya melaku-
                 kan kekonyolan sebagaimana dulu ketika ia berumur delapan tahun,
                 dan ia akhirnya menyerah pada kenyataan bahwa ia memang jatuh cin-
                 ta tanpa perlu menolak perasaan hatinya. Tapi bahkan laki-laki itu tetap

                                             193





        Cantik.indd   193                                                  1/19/12   2:33 PM
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205