Page 203 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 203

Secepat waktu berlalu, Alamanda yang tak terbiasa berada di te-
              ngah laut mulai menggigil kedinginan. Pakaiannya masih basah kar ena
              berenang tadi. Kamerad Kliwon menyuruhnya untuk mem buka pakai an
              dan mengeringkannya di atap perahu, mumpung matahari masih ber-
              sinar, sebab mereka akan berada di tengah-tengah laut mungkin sampai
              berbulan-bulan.
                 ”Jangan pikir kau bisa menyuruhku telanjang,” kata Alamanda.
                 ”Terserahmu, Nona,” kata Kamerad Kliwon. Pakaiannya sendiri
              sebenarnya basah, dan karena itu ia menanggalkannya satu per satu,
              menjemurnya di atap perahu, sampai tak sehelai pakaian pun me nempel
              di tubuhnya. Kamerad Kliwon telanjang bulat di depan si gadis yang
              seketika menjerit histeris.
                 ”Apa yang kau lakukan, lelaki bodoh?” tanya Alamanda.
                 ”Kau tahu apa yang kulakukan.”
                 Alamanda kini sungguh-sungguh dilanda ketakutan bahwa lelaki
              itu pada akhirnya akan memerkosa dirinya. Ia mencoba memandang
              sekeliling, namun ia tak melihat pertolongan apa pun yang bisa diharap-
              kan. Selebihnya, ia tak mungkin melarikan diri, tak percaya dengan
              kemampuan berenangnya sendiri. Kenyataannya, sekali lagi lelaki itu
              tak memperlihatkan agresif tas apa pun. Ia masih berbaring di tempat
              semula, dengan kemaluan terkulai dan tak ada tanda-tanda bahwa ia
              berahi, membuat Alamanda kebingungan sendiri. Setelah berpikir
              beberapa saat, ia mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa
              lelaki itu sama sekali tak berbahaya. Ia harus me nang galkan pakaian-
              nya dan menjemurnya di atap perahu, sebagaimana lelaki itu. Ia harus
              telanjang, dan jika karena itu lelaki tersebut berahi dan memerkosanya,
              terjadilah apa yang harus terjadi. Ia tak punya pilihan lain: jika lelaki
              itu mau menyakitinya, ia bisa melakukannya kapan pun.
                 ”Aku tak akan menyakitimu,” kata Kamerad Kliwon seolah mengerti
              apa yang dipikirkannya. ”Aku hanya menculikmu.”
                 Gadis itu akhirnya menanggalkan seluruh pakaiannya. Duduk
              membelakangi Kamerad Kliwon sambil mendekap lutut. Jauh di langit,
              malaikat dan Tuhan mungkin akan menertawakan mereka: manusia-
              manusia bodoh, telanjang tapi tak melakukan apa pun, hanya diam
              berjauhan. Bahkan berahi pun tidak. Kemaluan Kamerad Kliwon masih

                                           196





        Cantik.indd   196                                                  1/19/12   2:33 PM
   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207   208