Page 206 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 206

karena ia akan mengatakan bahwa ia juga mencintainya. Tapi sebelum
                 sepatah kata pun keluar dari mulutnya, Kliwon me motong dan berkata:
                    ”Jangan jawab sekarang, Nona. Pikirkanlah!”
                    Mereka melewatkan minggu itu dengan hari-hari yang me nye-
                 nangkan. Bekerja di kandang jamur tanpa perdebatan apa pun ke cuali
                 membicarakan hal-hal yang menyenangkan untuk mereka berdua. Ke
                 mana pun Kliwon pergi, Alamanda mengikutinya dan demikian pula
                 sebaliknya, sehingga orang-orang yang melihatnya mulai percaya bahwa
                 mereka telah menjadi sepasang kekasih.
                    Berita tentang hubungan mereka tak hanya dibicarakan di kandang
                 jamur, tapi melompat ke bagian-bagian ladang yang lain, didengar para
                 petani penggarap sawah dan dibicarakan juga oleh para pemetik jagung,
                 dan lebih dari itu hal ini mulai merembet menembus dinding-dinding
                 kota. Tak tahan dengan desas-desus itu sementara hubungan mereka
                 belum sepenuhnya diakui oleh mereka sendiri, suatu hari Alamanda
                 akhirnya berkata pada Kamerad Kliwon, ”Tahukah kau bahwa aku
                 men cintaimu?” dan pada saat itu Kliwon menjawab penuh kepastian,
                 ”Semua orang juga tahu.” Hal itu cukup untuk menghentikan reputasi
                 mereka: Kamerad Kliwon bukan lagi pemburu gadis-gadis dan Ala-
                 manda bukan lagi penakluk lelaki.
                    Mereka menjalin hubungan asmara selama kurang lebih setahun,
                 sampai kemudian Kamerad Kliwon memperoleh beasiswa dari Partai un-
                 tuk sekolah kembali di universitas. Untuk itu ia harus pergi ke Jakarta.
                 Perpisahan tersebut begitu menyakitkan sehingga Alamanda akhirnya
                 memohon pada Kamerad Kliwon:
                    ”Perkosalah aku sebelum kau pergi.”
                    ”Tidak,” kata Kamerad Kliwon.
                    ”Kenapa? Kau meniduri hampir semua gadis Halimunda tapi kau tak
                 mau memerkosa kekasihmu sendiri?”
                    ”Sebab kau berbeda.”
                    Itu benar. Kamerad Kliwon tak akan takluk oleh apa pun dan bersi-
                 keras tak akan menyentuh kemaluan gadis itu. ”Sampai kita kawin,”
                 katanya, seperti pemuda-pemuda alim. Selama seminggu sebelum ke-
                 pergiannya, mereka tampil hampir di semua tempat, seolah tak ingin
                 ter pisahkan. Siang-malam mereka terlihat berdua-dua saja. Kemudian

                                             199





        Cantik.indd   199                                                  1/19/12   2:33 PM
   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211