Page 210 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 210
awal. Di antara surat itu ada selembar foto sang kekasih, di ceritakan
di dalam surat bahwa foto itu diambil sendiri oleh kekasihnya jadi jika
gambar tersebut tampak miring atau jika wa jahnya menjadi tampak
menggelikan, maka mohon dimaafkan belaka.
Alamanda tertawa melihat foto tersebut, menciumnya dengan
begitu gemas sebanyak delapan kali ditambah tiga kali ciuman bonus
sebelum mendekapnya di dada dan meletakkannya terus di sana semen-
tara ia terus melanjutkan surat tersebut. Akhir surat tak begitu mena-
rik karena Kliwon bercerita soal urusan-urusan Partai. Alamanda tak
tertarik pada pembicaraan tersebut dan ia bersyukur bahwa Kliwon tak
menuliskannya lebih banyak dari satu alinea sebelum segera dipotong
keinginannya untuk memperoleh foto di rinya. Alamanda tersenyum
kembali, dan berkata seolah-olah laki-laki itu ada di depannya, kau
se gera memperoleh foto gadis paling cantik di dunia, dibuat hanya untuk
laki-laki paling tampan di dunia.
Sore itu Alamanda telah berdandan demikian cantik, bersiap pergi
ke tukang foto, ketika didapatinya Sang Shodancho sedang ber bincang
dengan ibunya seperti biasa di ruang tamu. Naluri pe nakluknya segera
timbul dan ia tersenyum manis pada Sang Shodancho membuat laki-laki
itu seketika menghentikan semua pembicaraan dengan Dewi Ayu. Sang
Shodancho merasa bahwa gadis itu berdandan untuknya dan ia dengan
tulus memanjatkan terima kasih sedalam-dalamnya pada pe ngua sa alam
semesta, tapi pada saat itu dengan kejam Alamanda berkata bahwa ia tak
bisa menemani mereka berbincang-bincang sebagaimana biasa karena
ia akan pergi ke tukang foto.
Gadis itu melihat Sang Shodancho terpuruk dalam kekecewaan
(karena berdandan untuk tukang foto dan bukan untuk dirinya), tapi
Sang Shodancho segera mengatasi keadaan tersebut, berkata me na war-
kan diri untuk mengantarnya. Hal itu belum ada di pikiran Alamanda
sebelumnya, tapi apa salahnya ia mengantar dirinya ke tukang foto,
mem buat foto untuk kekasihnya atas kebaikan hati seorang laki-laki
pecundang. Alamanda kembali tersenyum dan me lirik ke arah ibunya
yang khawatir dengan gelagat buruk si anak gadis.
Maka Sang Shodancho pun pergi mengantar Alamanda ke toko foto
yang telah ada sejak masa kolonial, dulu milik orang Jepang mata-mata
203
Cantik.indd 203 1/19/12 2:33 PM