Page 189 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 189

dari tempat jemuran ibunya. Mereka tinggal di gubuk kardus itu, dengan
              sofa bekas tempat mereka duduk bersantai sambil memakan buah kenari
              yang dipukul-pukul dengan batu, lain kali itu tempat mereka tidur dan
              bercinta; dengan tungku dari tumpukan batu-bata dan panci untuk
              memasak. Sementara itu tak pernah lagi terdengar kabar gelandangan-
              gelandangan pemerkosa Isah Betina, yang sebelumnya sempat membuat
              khawatir Kliwon bahwa mereka akan datang kembali untuk membalas
              dendam. Sejak peristiwa itu, tak seorang pun berani mengganggu si
              gadis, para penghuni tempat pembuangan sampah menguburkan mayat
              gelandangan itu secara diam-diam. Terutama sejak Isah Betina ting-
              gal serumah dengan Kliwon, mereka memberikan kesepakatan bahwa
              keduanya telah menjadi sepasang kekasih, dan karenanya tak ada alasan
              untuk meng ganggu gadis gila itu.
                 Kliwon sendiri tampaknya mulai lupa niat awalnya menjadi kere
              gelandangan. Bukannya mencari orang-orang malang untuk menghibur
              diri sendiri atau menyengsarakan diri untuk melupakan kesedihan atas
              penolakan cinta si gadis kecil Alamanda, ia malahan menemukan cara
              terbaik melupakan gadis itu dengan datangnya gadis lain. Dan bukan-
              nya menderita oleh kehidupan yang semrawut, tanpa makanan dan
              tem pat tinggal yang semestinya, ia malahan begitu berbahagia oleh
              keadaannya sekarang ini. Ia menemukan kembali hasrat cinta yang
              berbunga-bunga, terutama karena Isah Betina menerima cintanya de-
              ngan kehangatan yang sama, membuat keduanya sesegera mungkin me-
              lupakan keadaan mereka sendiri. Bahkan dalam keadaan mabuk asmara,
              tak seorang pun akan mengira bahwa Isah Betina ternyata seorang gadis
              gila. Kliwon tak peduli apa pun, juga pada kenyataan bahwa ia tak tahu
              asal-usul gadis tersebut, dan bahkan ia berjanji kepadanya, ”Aku akan
              mengawinimu, dengan cara apa pun.” Tak banyak yang mereka lakukan
              setiap hari sebagai kekasih, kecuali bercumbu nyaris sepanjang siang
              dan malam, berhenti hanya ketika mereka lapar dan lelah untuk tidur.
              Sofa adalah tempat favorit mereka untuk bercinta, satu pertarungan
              yang semakin hari semakin tampak ganas, dengan jeritan-jeritan tengah
              malam yang membuat tetangga terbangun dan ikut berahi. Kelakuan
              yang me nerbitkan iri hati itu dimaklumi belaka sebagai bulan madu
              sepasang kekasih baru, meskipun kenyataannya itu nyaris berlangsung
              berminggu-minggu tanpa henti.

                                           182





        Cantik.indd   182                                                  1/19/12   2:33 PM
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194