Page 274 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 274
elepas ia mengantarkan potongan-potongan kayu bakar dari po-
Shon ketapang ke rumah Alamanda, Kamerad Kliwon kembali
ber gabung dengan teman-temannya di pantai. Sejak kecil pantai te-
lah akrab dengannya. Ia anak nelayan, meskipun ayahnya mati tidak
se ba gai nelayan, dan ia hidup bersama nelayan. Pergi ke laut sama
sering dengan anak-anak nelayan lainnya. Nyaris mati tenggelam sama
se ringnya dengan petani tertebas golok. Ia tak ingin kembali ke kan-
dang jamur, tempatnya terakhir kali bekerja, sebab tempat itu terlalu
ba nyak mengingatkannya pada Alamanda, dan ia tak mau mengenang
hal-hal yang pahit.
Bersama dua teman lamanya, ia membangun sendiri gubuk kecil
mereka di pinggir pantai, di balik belukar pandan. Bersama Karmin dan
Samiran, mereka pergi melaut di malam hari dan hasilnya dibagi dua
dengan pemilik perahu. Di siang hari, setelah tidur pendek, ia mem -
pelajari buku-buku Marxis dan mengajarkan apa yang di ke ta huinya
pada kedua sahabatnya itu. Ia masih pergi ke markas Partai di Jalan
Belanda, dan kini ia bahkan melakukan korespondensi de ngan banyak
orang komunis, terutama di ibukota. Selama masa-masa singkatnya di
Jakarta, ia sempat mengikuti sekolah partai, dan memperoleh banyak
kenalan dari sana.
Teman-teman korespondensinya mengirimi banyak terbitan ber-
kala, majalah, dan Partai kemudian mengirimkan koran pula secara
teratur ke gubuk tersebut. Buku-buku mulai menumpuk di salah satu
sudut gubuk mereka, membuatnya bisa mempelajari langsung apa yang
dikatakan Marx dan Engels dan Lenin dan Trotsky dan Ketua Mao,
serta pamf et-pamf et yang ditulis orang lokal semacam Semaun dan
267
Cantik.indd 267 1/19/12 2:33 PM