Page 281 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 281
luhan anggota Serikat Nelayan dengan beroperasinya kapal-kapal mi lik
Sang Shodancho. Kamerad Kliwon mencoba memimpin gerombolan
nelayan yang tumpah-ruah melakukan aksi pada suatu pagi di waktu yang
sama ketika kapal-kapal itu merapat di pelabuhan pelelangan. Mereka
hendak menurunkan ikan-ikan hasil tangkapan, namun Kamerad Kliwon
beserta gerombolannya berdiri menghadang. Ia berkata pada salah satu
nahkoda bahwa mereka akan tetap berdiri di sana sampai ada jaminan
kapal-kapal itu tak beroperasi di wilayah tradisional nelayan perahu.
”Tak peduli ikan-ikan itu harus membusuk,” katanya, dan tentu saja
diakhiri dengan, ”Kaum buruh sedunia, bersatulah!”
Para buruh kapal hanya berdiri santai di pagar geladak kapal, tak
ber niat bentrok dengan teman-teman sekampung mereka, dan tak pedu-
li seandainya ikan-ikan itu harus membusuk, sebab mereka tak dibayar
dengan ikan. Sementara itu para pemborong di pelelangan yang seha-
rusnya merasa rugi karena hari itu mereka terancam tak memperoleh
ikan, hanya diam melihat begitu banyak kerumunan nelayan dengan
tubuh sekuat anak-anak ikan paus. Yang sungguh-sungguh terganggu
dan dibuat geram tentu saja para nahkoda dan pejabat kapal-kapal milik
Sang Shodancho, namun jelas mereka pun tak berkutik menghadapi
orang-orang Serikat Nelayan. Satu jam berlalu dalam ketegangan se-
perti itu, dengan agitasi-agitasi, koor yang menyanyikan Internationale,
serta para nelayan yang berbaris bergandengan tangan menghadang
siapa pun keluar dari kapal, baik manusia maupun ikan.
Kamerad Kliwon cukup yakin, kemenangan telah di tangan mereka.
Ikan-ikan itu segera membusuk, dan jika kapal-kapal itu tak memenuhi
tuntutan mereka, setiap hari mereka hanya akan menangkap ikan-ikan
busuk. Tapi sebelum balok-balok es di kapal mencair dan ikan-ikan itu
sungguh-sungguh membusuk, satu pasukan tentara dan polisi datang.
Sejenak terjadi ketegangan ketika banyak di antara nelayan memu-
tuskan untuk melawan mereka. Namun ketika tentara-tentara itu mu-
lai menembakkan senapan ke udara, mereka berlarian dalam gerakan
kacau. Kamerad Kliwon terpaksa menarik mereka semua untuk mundur.
Kesibukan semacam itu seharusnya cukup untuk membuatnya me-
lupakan Adinda, tapi ternyata tidak. Gadis itu ada di antara kerumunan
nelayan dan ia melihatnya.
274
Cantik.indd 274 1/19/12 2:33 PM