Page 290 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 290

kembali memperoleh ke ke ras ke pa la an nya, tak peduli pada kondisi
                 kesedihannya sendiri.
                    ”Kehilangan anak lebih mengerikan daripada bertemu dengan
                 iblis, dan memberikan cinta kepadamu lebih mengerikan daripada ke-
                 hilangan dua puluh anak,” katanya tajam.
                    Pada saat itulah Sang Shodancho ingat bahwa istrinya tak pernah
                 lagi mengenakan celana dalam besi itu lagi. Seketika ide busuknya me-
                 nari-nari di dalam otak, lalu sebelum Alamanda menyadari apa yang
                 dipikirkannya, Sang Shodancho berbalik dan menutup pintu: mengunci-
                 nya. Ketika Sang Shodancho berbalik menghadap dirinya yang masih
                 berbaring di tempat tidur sejak ia kehilangan Nurul Aini, Alamanda
                 seketika tahu apa yang akan dilakukan lelaki itu. Dengan serta-merta
                 ia bangun dan memandang Sang Shodancho dalam pandangan penuh
                 kebencian dan satu kuda-kuda seorang perempuan yang siap bertarung
                 serta berkata pendek, ”Apakah kau berahi, Shodancho? Lubang teli nga-
                 ku masih rapat jika kau suka.”
                    Suaminya hanya tertawa sebelum berkata, ”Aku masih suka lubang
                 kemaluanmu, Sayang.”
                    Alamanda belum sempat berbuat apa pun lagi ketika Sang Shodan-
                 cho melompat ke arahnya, mendekap erat tubuhnya dan mem ban ting-
                 nya ke atas tempat tidur kembali. Dalam kesadaran yang pulih sepe-
                 nuhnya dan kekuatan yang apa adanya, Alamanda mencoba kembali
                 mempertahankan diri, sadar sepenuhnya bahwa ia tak mengenakan
                 celana dalam besi itu serta diam-diam ia merasa menyesal tak lagi
                 me ngenakan pelindung tersebut. Sang Shodancho yang telah melalui
                 berbagai perang melawan Jepang dan Belanda dan pemberontakan-
                 pemberontakan bukanlah lawan yang sepadan untuk seorang perem-
                 puan seperti Alamanda. Dalam sekejap pe rem puan itu telah dibuat
                 telanjang bulat dengan pakaian terkoyak-koyak bagaikan dicerabut oleh
                 taring-taring serigala yang mem pe re but kannya, sebelum tubuh Sang
                 Shodancho jatuh di atas dirinya dan menyapu habis seluruh tubuhnya.
                    Selama percintaan itu Alamanda tak lagi mencoba memberontak
                 karena tahu pasti bahwa ia hanya akan melakukan sesuatu yang sia-sia,
                 tapi ia akan menggigit begitu bibir Sang Shodancho mendekat bi birnya.
                 Sang Shodancho akhirnya cuma menusuk dan terus menusuk dirinya

                                             283





        Cantik.indd   283                                                  1/19/12   2:33 PM
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295