Page 367 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 367

sekarang, hanya membuat jalannya sedikit pincang. Ia ingin peluru
              itu tetap bersarang di sana, sebagai oleh-oleh yang menyakitkan hati.
                 ”Karena penembakku bahkan menodongkan senapannya sambil
              menyanyikan Internationale,” katanya dengan mimik sedih. ”Begundal
              komunis itu ternyata ada di mana-mana.”


              Taman bacaan Kamerad Kliwon akhirnya harus ditutup. Diam-diam
              ada sedikit orang yang mengembuskan angin busuk tak enak yang
              me ngatakan bahwa ia meracuni anak-anak sekolah dengan bacaan
              tak bermutu, mesum, dan tak mendidik. Orang-orang itu mulai meng-
              hubungkannya  dengan  aktivitasnya  di  masa  lalu  sebagai  seorang
              komunis legendaris. Kamerad Kliwon sempat berang dengan omong
              kosong itu, namun Adinda dibantu Alamanda dan Sang Shodancho
              berhasil menenangkannya. Ia akhirnya menutup taman bacaan ter-
              sebut, me nyim pan buku-bukunya sambil berjanji bahwa jika anaknya
              besar ia akan menyuruh anak itu melahap semua buku tersebut, untuk
              menunjukkan pada semua orang apakah anak itu akan rusak moral atau
              tidak dengan membaca buku-buku itu.
                 ”Bukannya aku tak mau menyediakan buku-buku bermutu, ma sa-
              lahnya mereka telah membakar semua buku seperti itu,” katanya.
                 Sang Shodancho baru saja mendirikan pabrik es, sebuah persekutu-
              an modal entah dengan siapa. Mengetahui bahwa Kamerad Kliwon
              dalam kesulitan setelah ia harus menutup taman bacaannya, ia mena-
              wari lelaki itu untuk mengurus pabrik es tersebut, dengan kekuasaan
              nyaris mutlak menyerupai pemilik. Jelas pabrik es itu sangat prospektif,
              terutama dengan meningkatnya kebutuhan para nelayan. Dan harap
              dicatat, setelah keruntuhan Partai Komunis (dan berarti bubarnya
              Serikat Nelayan), kini ada lebih banyak kapal besar beroperasi di laut
              Halimunda, dan mereka semua membutuhkan es.
                 Namun Kamerad Kliwon sama sekali tak tertarik dengan tawaran
              tersebut. Tak ada yang tahu apa alasannya. Mungkin sangat ideologis,
              atau sekadar rasa tak enak karena Sang Shodancho dan istrinya telah
              banyak membantu bahkan sejak pagi eksekusi itu. Secara me nge jut kan,
              ia lebih memilih menjadi seorang pemburu sarang burung walet.
                 Ia memiliki sahabat-sahabat baru, semuanya pemburu sarang burung

                                           360





        Cantik.indd   360                                                  1/19/12   2:33 PM
   362   363   364   365   366   367   368   369   370   371   372