Page 371 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 371
lebih keras. Adinda bisa menjahit sedikit, tapi ia lebih banyak mem-
bantu pencatatan dan urusan uang, sebab ia harus mengurus si kecil
Krisan. Ketika pesanan tampak tak lagi tertampung, Kamerad Kliwon
mulai melemparkan sebagian pesanan itu kepada ibunya, dan ibunya
harus bekerja lebih keras da ripada biasanya.
Dalam waktu satu bulan, setelah Mina juga kewalahan, ia membeli
tiga mesin jahit baru, mempekerjakan tiga orang penjahit dan se orang
tukang sablon. Semua pola dan pembuatan desain masih ia lakukan
sendiri. Tampaknya bisnis itu sangat menjanjikan, tak pe duli dengan
cara seperti itu ia telah menjadi seorang kapitalis kecil-kecilan. Kame-
rad Kliwon mungkin telah lupa apa pun tentang masa lalunya, atau
memaksakan diri untuk melupakannya. Ia me nikmati hari-harinya yang
menyenangkan, dengan pekerjaan yang berjalan baik, istri yang cantik,
dan seorang bayi laki-laki yang sehat.
Pesaing-pesaing tentu saja akhirnya bermunculan. Terutama dari
orang-orang Cina dan Padang perantauan. Dan dengan modal yang
lebih banyak. Tapi kolor Kamerad Kliwon tetap yang paling disukai
dan menjadi pembicaraan bisnis orang-orang Halimunda.
Namun kehidupan yang menyenangkan itu jadi berantakan oleh
sebuah rencana walikota. Kamerad Kliwon kembali menjadi Kamerad
Kliwon yang itu, Kamerad Kliwon yang dulu.
Halimunda telah berkembang sedemikian rupa menjadi tempat
pelancongan. Walikota serakah tersebut mulai berharap bisa mem-
berikan tanah-tanah sepanjang pantai untuk hotel-hotel besar, dan
restoran dan bar dan diskotik dan tempat perjudian dan mungkin
tem pat pelacuran yang lebih menyenangkan daripada milik Mama
Kalong. Tanah-tanah itu kebanyakan milik para nelayan, dan sebagian
lagi tanah tak bertuan di pinggir pantai yang berbatasan dengan jalan
namun dipenuhi oleh kios-kios sederhana para penjual souvenir. Ada
pendekatan baik-baik terhadap para nelayan agar mereka menjual
tanah-tanah tempat mereka tinggal selama bertahun-tahun, dan bujuk
rayu pada para pemilik kios agar mereka mau pindah ke sebuah pasar
seni yang segera akan dibangun.
Sebagian besar nelayan menolak meninggalkan tanah yang bahkan
telah ditinggali sejak nenek moyang mereka. Orang-orang itu tak mung-
364
Cantik.indd 364 1/19/12 2:33 PM