Page 372 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 372

kin pindah ke daerah pedalaman, sebab mereka harus selalu bau laut.
                 Dan begitu pula para pemilik kios tak mau pindah, sebab pasar seni
                 yang dijanjikan terletak jauh dari tempat keramaian.
                    Akhirnya datang pemaksaan-pemaksaan. Prajurit-prajurit datang
                 dibantu para preman. Mereka menakut-nakuti orang-orang itu. Tapi
                 jangan harap para nelayan ketakutan, sebab mereka telah terbiasa ber-
                 hadapan dengan maut setiap malam, sebab di laut badai kadang-kadang
                 datang tak terduga. Dan melihat kekeraskepalaan para nelayan, para
                 pemilik kios pun bertahan. Tak berhasil dengan intimidasi, mereka
                 akhir nya sungguh-sungguh bertindak kasar. Tanah antara laut dan
                 jalan bukanlah tanah liar, kata sang walikota yang datang ke pantai
                 dan berpidato, tapi tanah itu milik negara. Buldozer mulai didatangkan
                 untuk meruntuhkan semua kios-kios souvenir tersebut.
                    Kamerad Kliwon, sekali lagi, kembali menjadi Kamerad Kliwon
                 yang dulu. Ia tak bisa melihat hal itu terjadi di depan matanya. Maka
                 ia mengumpulkan para nelayan dan para pemilik kios. Tak ada yang
                 tahu apakah Kamerad Kliwon bergerak karena solidaritas dan ideologi
                 atau karena kepentingan ekonominya terganggu sebab kolor-kolornya
                 dijual di kios-kios tersebut. Ia mengorganisir demonstrasi besar-besaran
                 yang diikuti banyak nelayan dan pemilik kios, serta banyak orang yang
                 bersimpati terhadap nasib mereka. Itu adalah demonstrasi terbesar
                 sejak runtuhnya Partai Komunis. Mereka bergerak melawan buldozer
                 yang akan meratakan kios-kios rapuh mereka, memblokir jalan-jalan,
                 hingga akhirnya tentara berdatangan. Kamerad Kliwon tetap bertahan
                 memimpin di depan, dan tak terganggu oleh kemunculan prajurit-
                 prajurit tersebut.
                    Beberapa intelejen mulai mencium sisa-sisa komunis di antara ge -
                 rom bolan pembangkang tersebut, dan segera mengenali Kamerad Kli-
                 won. Beberapa laporan segera dicocokkan, dan segera diketahui bahwa
                 lelaki itu sungguh-sungguh seorang komunis asli.
                    Atas desakan para jenderal, Sang Shodancho akhirnya menangkap
                 Kamerad Kliwon, dan mengomeli lelaki itu mengapa melakukan tin-
                 dak an sekonyol itu.
                    ”Aku seorang komunis, dan semua orang komunis akan melakukan
                 itu,” kata Kamerad Kliwon.

                                             365





        Cantik.indd   365                                                  1/19/12   2:33 PM
   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377