Page 384 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 384

Pada saat-saat seperti itu, seorang gadis lain dari kecantikan yang
                 lain, yang telah menjadi sahabat Si Cantik bahkan sejak mereka ma-
                 sih bayi-bayi dalam buaian, akan menjadi pelindung Si Cantik yang
                 sem purna. Gadis itu bernama Nurul Aini, atau orang-orang lebih suka
                 memanggilnya Ai saja. Ia anak Sang Shodancho, begitulah orang-
                 orang kota memanggil komandan rayon militer setempat mereka,
                 yang tak pernah menyadari kecantikannya sendiri, dan ter jebak dalam
                 kesemrawutan nasib di mana ia merasa bahwa ia memiliki takdir untuk
                 melindungi kecantikan Rengganis Si Cantik dari apa pun yang jahat. Ia
                 akan segera menurunkan rok Si Cantik begitu si gadis lugu mengangkat
                 dan menggigit ujungnya, dan kembali mengancingkan kancing kemeja
                 jika si gadis dilanda ke ge rahan udara panas.
                    ”Jangan begitu, Sayang,” katanya. ”Itu tidak baik.”
                    Itu pulalah yang terjadi ketika Rengganis Si Cantik berdiri telan-
                 jang di depan kelas. Tingginya seratus enam puluh tujuh sen timeter,
                 dengan bobot lima puluh dua kilogram. Ia berdiri de ngan ketenangan
                 alamiahnya, seonggok tubuh yang bercahaya dengan rambut panjang-
                 nya yang sehitam sungai tinta. Gadis indo tercantik di Halimunda
                 warisan ibunya, sisa-sisa peninggalan Belanda yang paling memesona.
                 Matanya yang biru cemerlang memandang seisi kelas dengan sedih,
                 bertanya-tanya mengapa tiba-tiba semua orang diam tak bergerak
                 dengan mulut terbuka lebar bagaikan buaya yang menunggu mangsa
                 selama berminggu-minggu. Hanya Ai yang segera terbebas dari kutukan
                 semacam itu, lebih karena nalurinya untuk selalu bersiap menghadapi
                 hal paling aneh yang dilakukan Si Cantik. Ia berdiri dari kursinya,
                 berlari melewati lorong bangku-bangku dan menarik taplak meja guru
                 membuat semua yang ada di atasnya terbang, gelas jatuh dan pecah di
                 lantai, tas hitam kulit buaya si guru matematika membentur papan tulis
                 dan memuntahkan isinya, dan vas bunga berputar bersama buku-buku
                 sebelum berserakan di kolong meja. Ia mempergunakan taplak meja
                 hasil kerajinan siswa itu untuk membalut tubuh Si Cantik, mem buatnya
                 tampak seperti gadis-gadis yang bersarung handuk selepas mandi.
                    Sikapnya yang tanpa ampun mungkin warisan dari ayahnya, Sho-
                 dancho itu. Warisan dari laki-laki yang pernah memberontak di masa
                 pendudukan Jepang sebelum menjadi buronan selama berbulan-bulan,

                                             377





        Cantik.indd   377                                                  1/19/12   2:33 PM
   379   380   381   382   383   384   385   386   387   388   389