Page 387 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 387

anggapnya sebagai tahun penuh kemalangan. Bahkan malapetaka itu
              sudah datang, seandainya benar bahwa Rengganis Si Cantik diperkosa
              seekor anjing di toilet sekolah. Dengan cepat peristiwa itu menyebar
              bagai wabah mematikan hingga semua orang di Halimunda telah men-
              dengarnya, kecuali Maman Gendeng yang malang, ayah Si Cantik.
              Inilah mungkin kali pertama orang di kota itu memandang sang preman
              dengan tatapan penuh duka cita.
                 Tak seorang pun memiliki keberanian memberitahu lelaki itu,
              bah kan  ketika peristiwa tersebut  telah  lewat selama hampir satu
              bu lan, hingga ia dikejutkan oleh kedatangan seorang anak sekolah
              berpenampilan semrawut, gempal, kikuk, dan menggelikan bernama
              Kinkin. Ia seumur dengan anak gadisnya sendiri, mengenakan sweater
              yang terlampau kecil untuk ukuran tubuhnya tak peduli matahari tropis
              menyengat, celana korduroi cokelat kusam dengan sepatu kets putih
              yang belel, dan mengenakan kaca mata bulat membuatnya tampak
              seperti tokoh komik jenaka. Kemunculannya di terminal dan meng-
              hampiri sang preman yang terkantuk-kantuk di kursi butut keramatnya
              ditemani segelas besar bir rasa tai kuda sedikit membuat keributan.
              Beberapa orang mengenalnya sebagai anak satu-satunya si penggali
              kubur Kamino, namun mereka terlambat mencegahnya mengganggu
              kenyamanan sang preman.
                 Kursi butut itu tak lebih dari sebuah kursi goyang tua peninggalan
              orang Jepang di masa perang, terbuat dari kayu mahoni. Maman Gen-
              deng yang terlena di atasnya meletakkan gelas bir dengan enggan di
              lantai dan melirik dengan ujung matanya pada si bocah yang berdiri
              di sampingnya dengan sedikit kejengkelan, sementara beberapa orang
              menantikan apa pun yang akan terjadi dengan cemas. Bukannya bicara
              apa maksud kedatangannya, si bocah malahan berdiri kikuk sambil
              menggulung ujung kemeja yang keluar dari bagian bawah sweater-nya,
              membuat Maman Gendeng hilang kesabaran.
                 ”Katakan apa maumu dan segera pergi dari sini,” katanya.
                 Satu menit berlalu dan ia masih juga tak bicara sampai sang pre man
              mengambil gelas birnya dan menumpahkan seluruh isinya ke tubuh si
              bocah dengan jengkel.
                 ”Ngomong atau kubenamkan kau di kubangan sapi!”

                                           380





        Cantik.indd   380                                                  1/19/12   2:33 PM
   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392