Page 391 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 391

Aini. Ketika keduanya masih merupakan gadis-gadis kecil pengompol,
              mereka telah sering bertemu di meja kartu itu. Dengan masing-masing
              kartu Badut di tangan, gadis-gadis kecil itu tak akan mengganggu
              permainan ayah mereka, sebab kartu Badut tak pernah dipergunakan
              dalam permainan truf. Badut bagi mereka berarti anak-anak gadis itu.
                 ”Seorang bocah bau ingus datang padaku untuk mengawininya,”
              kata Maman Gendeng.
                 Shodancho sudah mendengarnya sebagaimana ia sudah mendengar
              peristiwa heboh di depan kelas. Halimunda dipenuhi orang-orang cere-
              wet dan desas-desus, tak mudah menyembunyikan apa pun dari telinga
              orang. Tapi tampaknya ia sedikit berhati-hati memberi res pons apa pun.
                 ”Tak bisa kubayangkan ia akan kawin dan punya anak dan aku jadi
              kakek.” Ia memandang ketiga teman main kartunya, terutama Shodan-
              cho, untuk melihat reaksi mereka. ”Ia baru enam belas tahun.”
                 ”Begitu pula Badutku,” kata Shodancho.
                 Orang-orang telah mendengar rencana pensiunnya dari militer,
              tahun depan. Luka yang ia bawa dari Timor Timur tak pernah sung-
              guh-sungguh sembuh, sebab pelurunya masih tertanam di otot betisnya.
              Ia akan pensiun dengan pangkat kolonel, dan segera meng akhiri kon-
              tro versi kekeraskepalaannya untuk tetap tinggal dan menguasai rayon
              militer kota itu. Jabatan yang terlampau kecil, sebab selepas memimpin
              pemberontakan Daidan Halimunda yang menghancurkan tangsi Je-
              pang, enam bulan sebelum kemerdekaan republik, dan ketika tentara
              nasional didirikan, ia merupakan pilihan pertama untuk jadi Panglima
              Tentara Nasional. Ia tak pernah keluar dari Halimunda dan tak pernah
              memimpin tentara nasional. Ia memperoleh pangkat kolonel ketika
              berhasil mengusir tentara Sekutu di masa agresi militer, namun setelah
              itu tak pernah lagi meng ingin kan kenaikan pangkat. Bahkan ketika ia
              berhasil menghabisi orang-orang komunis di kota itu, ia menolak ta-
              waran jadi ajudan presiden republik. Terutama sekarang ketika ia punya
              seorang istri dan anak gadis yang sangat ia cintai, tak ada alasan untuk
              meninggalkan kota itu. Demikianlah kemudian, bahkan ia mengajukan
              pensiun.
                 Anak gadisnya sebaya dengan Rengganis Si Cantik, tapi sebenarnya
              Nurul Aini lebih muda sekitar enam bulan, anak ketiga dari per ka win-

                                           384





        Cantik.indd   384                                                  1/19/12   2:33 PM
   386   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396