Page 394 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 394
gantungnya di ranting pohon kamboja se belum menembakinya hingga
terkoyak-koyak. Ayahnya adalah satu-satunya orang yang mengetahui
kelakuan buruknya, dan satu-satunya orang yang dibuat khawatir oleh
kecenderungan tak waras tersebut.
”Ada apa denganmu, Nak?” tanya ayahnya. ”Anjing tak memiliki
dosa apa pun kecuali kebiasaan mereka menggonggong.”
”Anjing adalah anjing, Ayah,” katanya dingin bahkan tanpa meno-
leh, tetap membidik poster anjing yang terayun-ayun dihantam peluru
terakhir. ”Dan salah satunya memerkosa gadis yang kucintai.”
”Aku belum pernah mendengar seekor anjing memerkosa seorang
gadis, kecuali kau jatuh cinta pada seekor anjing betina.”
”Tai,” kata Kinkin. ”Pulanglah, ayah, sisa peluru ini benar-benar
untuk anjing dan sama sekali bukan untuk ayah.”
Jatuh cinta telah memorakporandakan semua sikap misteriusnya,
paling tidak begitulah teman-teman sekolah memandangnya. Tak se-
orang pun pernah berharap bermain dengannya, sebagaimana ia tak
pernah berharap bermain dengan siapa pun. Teman-teman akrabnya
adalah segerombolan makhluk yang tak akan disukai anak-anak lain:
makhluk-makhluk jailangkung. Ia tak pernah punya seorang pun teman
sebangku, sebab baju seragamnya bau kemenyan dan kadang-kadang ia
bicara dengan suara bukan miliknya. Dan meskipun anak-anak itu tahu
bahwa ia sering curang di saat ulangan karena ia selalu meminta ban-
tuan makhluk jailangkungnya untuk menjawab soal-soal, tak seorang
pun berani mengadukannya dan tak berani pula meminta bantuannya.
Ia seperti lubang udel: orang tahu bahwa ia ada, tapi mereka tak mem-
perhatikannya. Itu sebelum ia melihat Rengganis Si Cantik.
Ia melihatnya pertama kali di hari pertama masuk sekolah baru,
setelah sembilan tahun sekolah yang membosankan, ketika sebuah
keributan terjadi di kantor guru dan anak-anak berlarian untuk menge-
tahui apa yang terjadi. Si bocah pendiam mungkin orang ter akhir yang
melihatnya, seorang laki-laki memukul roboh tiga orang guru yang me-
nolak menerima anaknya masuk di sekolah tersebut dan menyarankan
sekolah lain, sekolah untuk anak-anak idiot, terbelakang, tak waras
dan sejenisnya, yang ditolak oleh laki-laki itu dan menyebut bahwa
anaknya baik-baik saja.
387
Cantik.indd 387 1/19/12 2:33 PM