Page 399 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 399

mengangguk sampai si bocah menjelaskannya sendiri, ”Aku menem-
              baki anjing-anjing dan bahkan gambarnya pula. Aku cemburu kepada
              mereka sebab salah satu dari anjing-anjing itu telah memerkosa anak
              gadismu dan kau tahu betapa aku sangat mencintainya.”
                 Kamino melihatnya dari samping rumah, dan merasa ada sesuatu
              yang tidak beres jika seorang preman yang paling ditakuti di kota itu
              sampai datang mencari anaknya. Ia menghampiri mereka dan mencoba
              bersikap ramah mengundangnya masuk untuk minum segelas kopi. Ma-
              man Gendeng dan si bocah Kinkin duduk di ruang tamu yang dipenuhi
              benda-benda aneh peninggalan orang mati. Setelah kopi datang dan si
              tua Kamino pergi, ia bertanya pada si bocah, ”Katakan padaku, siapa
              yang memerkosa Rengganis Si Cantik?”
                 Bocah itu memandangnya dengan kebingungan yang tak dibuat-
              buat. ”Kupikir kau sudah tahu: seekor anjing di toilet sekolah,” ka tanya
              jelas dan penuh keyakinan. Ia sama sekali tak mengharapkan jawaban
              tersebut, dan itu malahan membuatnya sedikit geram. Tapi jelas bagi-
              nya bahwa bocah itu sama tidak tahunya dengan siapa pun, dan hanya
              Rengganis Si Cantik serta Tuhan yang tahu apa yang terjadi di toilet
              sekolah. Ia meraih gelas kopi itu, bukan untuk me nikmatinya tapi lebih
              sekadar membuang kegalauannya sendiri.
                 Hal ini tampaknya akan menjadi misteri yang tak akan ter pe cah-
              kan. Sesuatu tengah mengusiknya dan ia tak tahu. Bagaimanapun, ia
              lebih suka menemukan seorang musuh yang menantangnya berkelahi
              sampai mati daripada seseorang memerkosa anak gadisnya tanpa se orang
              pun tahu siapa yang melakukannya. Ia duduk di depan si bocah tanpa
              mengatakan apa pun lagi sampai tiba-tiba ia menyadari waktu telah
              menjadi begitu sore.
                 ”Kenyataannya itulah  yang kita  tahu,”  katanya membuyarkan
              kebisuan di antara mereka. Ia kemudian berdiri bersiap untuk pergi,
              meskipun tampak jelas bahwa ia tak sudi pulang ke rumah tanpa hasil
              yang memuaskan. Setelah mendengus sejenak, dengan suara seraknya
              ia berkata, ”Jika memang anjing memerkosanya, ia akan kawin dengan
              anjing.”
                 Hal itu membuat Kinkin tak bisa tidur semalaman, jauh lebih buruk
              dari malam-malam sebelumnya. Ia membuat ayahnya terjaga semalaman

                                           392





        Cantik.indd   392                                                  1/19/12   2:33 PM
   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404