Page 403 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 403

pun lagi. Ia menarik tangan Krisan dan anak lelaki itu segera ber  jalan
              menuju sepeda mininya. Membonceng gadis itu, mereka pergi mening-
              galkan rumah penggali kubur. Ai menyuruhnya untuk pergi menengok
              Rengganis Si Cantik.
                 Ketika mereka sampai di rumah Si Cantik, mereka menemukan
              rumah yang tampak berantakan serta suara lolongan Si Cantik dari
              kamar nya di lantai dua. Di ruang bawah, mereka menemukan Maya
              Dewi menangis tanpa suara di ujung sofa, dengan dua gadis gunung
              pembantunya berdiri kikuk di mulut pintu dapur. Krisan duduk di depan
              perempuan itu sementara Ai duduk di sampingnya, menggapai tangan
              perempuan itu dengan wajah campuran antara bingung dan khawatir.
              ”Kenapa, Bibi?”
                 Maya Dewi menghapus air matanya dengan ujung lengan gaunnya.
              Ia mencoba tersenyum kepada kedua keponakannya itu seolah berkata
              tak ada apa-apa yang serius sebelum menjelaskan, ”Ia mengamuk begitu
              tahu akan dikawinkan dengan si bocah Kinkin.”
                 ”Bocah itu mulai cerewet di sekolah,” kata Ai.
                 ”Bocah yang malang, mau mengawini gadis yang hamil bukan
              olehnya,” kata Maya Dewi. ”Ia sangat mencintainya.”
                 ”Tak peduli apakah ia mencintainya atau tidak,” Ai berkata. ”Reng-
              ganis tak boleh kawin dengan orang yang tidak ia cintai.”
                 ”Sebenarnya terlalu dini bicara kawin. Kalian baru enam belas
              tahun.”
                 Mereka dikejutkan oleh menghilangnya suara lolongan Si Cantik.
              Tampaknya ia telah mengetahui kedatangan sahabatnya itu, dan kini
              ia tampak tergopoh-gopoh turun dengan wajah bengkak seolah lama
              direndam di air dingin. Ia hanya mengenakan pakaian tidur siang, dan
              duduk begitu saja di samping ibunya tanpa upaya menghilangkan sisa-
              sisa air mata.
                 ”Katakan padaku, jika kau tak mencintai anak penggali kubur itu
              dan tak mau kawin dengannya,” ibu yang malang itu berkata, ”lantas
              siapa lelaki yang kau sukai dan kau inginkan jadi suamimu?”
                 ”Aku tak menyukai siapa pun,” kata Si Cantik. ”Jika aku harus
              kawin, maka aku kawin dengan pemerkosaku.”
                 ”Katakan padaku, siapa?” tanya ibunya lagi.
                 ”Aku akan kawin dengan anjing.”

                                           396





        Cantik.indd   396                                                  1/19/12   2:33 PM
   398   399   400   401   402   403   404   405   406   407   408