Page 400 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 400

dan hantu-hantu pemakaman dibuat tak tenang. Ketika pagi datang, ia
                 tak lagi memikirkan kekurangtidurannya, sebaliknya, ia segera mandi
                 dan sebelum waktunya untuk berangkat sekolah, ia berlari menuju
                 rumah Rengganis Si Cantik dan menemui ayahnya yang tampak sedikit
                 jengkel dibangunkan sepagi itu.
                    ”Tak mungkin ia kawin dengan anjing,” katanya dengan suara
                 bagaikan datang dari mulut orang sekarat. ”Akulah yang akan me nga-
                 wininya.”
                    Itu jauh lebih baik dan sang preman tahu. Ia memandang bocah itu,
                 dan teringat pertemuan pertama mereka di terminal bis tempo hari. Ia
                 agak menyesal kenapa lamaran si bocah tidak diterima saat itu juga,
                 sebelum masalahnya berlarut-larut. Lalu ia mengangguk dan bertanya,
                 kenapa.
                    ”Bukan anjing yang memerkosanya, tapi aku.”
                    Itu alasan yang cukup untuk menyeretnya ke halaman belakang ru-
                 mah dan menghajarnya tanpa ampun. Anak itu sama sekali tak me lawan,
                 dan memang tak akan mampu melawan, bahkan meskipun satu pukulan
                 membuatnya terbanting di sudut pagar dengan wajah ber darah. Maya
                 Dewi lari tergopoh-gopoh menghentikan tindakan brutal suaminya,
                 sebelum bocah itu mati. Ia harus berjuang mati-matian menyeret tubuh
                 suaminya yang masih memburu si bocah, meskipun Kinkin tampaknya
                 telah ambruk sepenuhnya di pinggir kolam ikan kecil. Ia belum mati,
                 bagaimanapun, namun menderita cukup parah sampai ia mengerang
                 kesakitan.
                    ”Tentu saja aku tak akan membunuhmu,” kata Maman Gendeng
                 se telah istrinya berhasil menyeretnya menjauh. ”Sebab kau harus hi dup
                 untuk mengawini Rengganis Si Cantik.”


                 Sore hari, setelah sepanjang pagi mendengar ocehan Kinkin di sekolah
                 tentang rencana perkawinannya dengan Rengganis Si Cantik selepas
                 ia melahirkan anaknya, Ai yang berboncengan di sepeda mini de ngan
                 Krisan sepupunya datang ke tempat pemakaman untuk me nemui Kin-
                 kin.
                    ”Aku tahu kau tak di toilet pada hari itu,” kata si gadis dengan
                 ma rah.

                                             393





        Cantik.indd   393                                                  1/19/12   2:33 PM
   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405