Page 379 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 379

Kamerad Kliwon tak mengatakan sepatah kata pun, dan masuk ke
              kamar tamu, mengunci dirinya dari dalam dan tak keluar kamar sam-
              pai esok paginya meskipun Adinda dan Krisan telah mengetuk pintu
              kamar berkali-kali mengajaknya makan malam. Ketika pagi datang dan
              sarapan pagi telah siap, Adinda dan Krisan kembali me ngetuk pintu
              kamar tersebut bergantian, tapi bahkan Kamerad Kliwon sama sekali
              tak menyahut, apalagi membuka pintu. Keduanya mulai curiga sesuatu
              telah terjadi pada lelaki itu, maka mereka meng gedor pintu tersebut
              semakin keras, namun tetap tak ada ja waban.
                 Krisan akhirnya pergi ke dapur mengambil kapak yang biasa ia
              pakai untuk membelah kayu membuat sarang merpati, datang lagi dan
              menghantam pintu itu dengannya tanpa basa-basi. Pintu retak di bagian
              tengah, Adinda hanya memandang apa yang dilakukan anaknya. De-
              ngan beberapa pukulan, pintu itu akhirnya meninggalkan lubang yang
              cukup bagi tangan Krisan untuk masuk dan membuka kunci. Mereka
              membuka pintu dan melihat Kamerad Kliwon mati menggantung diri
              dengan seprei yang digulung dan diikatkan pada palang kayu di langit-
              langit yang dilubangi. Krisan harus memeluk ibunya sebelum perem-
              puan itu tak sadar.
                 Kemunculan Kamerad Kliwon yang sejenak dan dilihat tetangga
              telah membuat berita kedatangannya tersebar dengan cepat. Tapi semua
              orang terlambat. Yang mereka lihat kini hanya iring-iringan keranda
              ke matian lelaki itu menuju tempat pemakaman. Sama terlambatnya
              dengan Krisan yang tak pernah dan tak akan pernah lagi memiliki
              kesempatan untuk mengenal ayahnya sebagai ayah dan anak. Mereka
              hanya bertemu dalam waktu yang begitu singkat, mungkin seminggu,
              dan itu sama sekali tak cukup untuk saling me ngenal. Di antara siapa
              pun, Krisan adalah orang paling sedih atas kematian Kamerad Kliwon.
              Dan ia mengklaim mewarisi topi pet usang yang sering ia lihat di-
              kenakan ayahnya di foto-foto lama. Ia sering mengenakannya, hanya
              untuk menghibur diri dan merasa dekat dengan ayahnya.
                 Hantu komunis kini bertambah satu di kota tersebut, tapi bersyukur-
              lah ia tak pernah menampakkan diri untuk siapa pun.





                                           372





        Cantik.indd   372                                                  1/19/12   2:33 PM
   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384