Page 378 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 378

mata perempuan di depan tersebut. Tatapan yang bertahun-tahun lalu
                 pernah begitu ia kenal.
                    Otaknya yang telah dibuat sakit selama pembuangan menjadi lam-
                 bat untuk memahami segala sesuatunya. Namun kemudian ia segera
                 teringat, dan mengerti. Ya benar, ia mengenal tatapan itu. Hanya Ala-
                 manda yang memilikinya, dengan matanya yang kecil, tatapan penuh
                 cinta yang pernah diperlihatkannya bertahun-tahun lalu. Tatapan
                 tersebut begitu lembut, seperti belaian halus seorang perempuan di kulit
                 seekor kucing, penuh cinta, dan api kerinduan. Ia mengenalinya dan
                 ia begitu bodoh telah melupakannya. Maka ia mem balas tatapan itu,
                 dengan tatapan yang penuh gelora, mem buat nya tiba-tiba berubah dari
                 seorang pemurung menjadi seorang lelaki yang menemukan kembali
                 kekasih lama yang hilang.
                    Dan demikianlah hal itu kemudian terjadi:
                    Keduanya berdiri dan tanpa seorang pun menyuruh yang lainnya,
                 keduanya melompat dan saling berpelukan, menangis, namun tak lama
                 sebab mereka telah tenggelam dalam ciuman panjang yang mem bara,
                 sebagaimana pernah mereka lakukan di bawah pohon ketapang di
                 depan stasiun kereta api. Ciuman itu membawa mereka ke atas sofa,
                 dengan Alamanda berbaring telentang dan Kamerad Kliwon berada di
                 atasnya. Mereka membuka pakaian dengan cepat, dan bercinta dalam
                 satu episode yang begitu gila dan liar.
                    Ketika itu usai, mereka tak pernah menyesalinya sedikit pun.
                    Namun ketika pulang, Kamerad Kliwon telah ditunggui istrinya di
                 pintu rumah. Ia mencoba menyembunyikan ekspresi kebahagiaan yang
                 memancar dari roman mukanya, dan menampakkan kembali wa jahnya
                 yang murung. Tapi Adinda sama sekali tak bisa dibohongi.
                    ”Hantu-hantu itu memberitahuku, maka aku tahu apa yang kau
                 lakukan di rumah Shodancho,” kata Adinda, ”tapi tak apa jika itu
                 mem buatmu bahagia.”
                    Itu membuatnya terguncang. Ia tak menyesali apa yang di la ku kan-
                 nya, tapi ia malu bahwa istrinya tahu hal itu. Tiba-tiba ia merasa begitu
                 najis, menghadapi seorang istri yang mengatakan, tapi tak apa jika itu
                 membuatmu bahagia. Seorang istri yang telah bertahun-tahun menanti-
                 kannya, dan tiba-tiba ketika ia datang ia mengkhianatinya.

                                             371





        Cantik.indd   371                                                  1/19/12   2:33 PM
   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383