Page 409 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 409

baru bisa mencapai kayu penopang pada pukul tiga dini hari setelah
              menggali sejak pukul setengah delapan senja.
                 Kayu-kayu penopangnya dipasang miring berderet. Jika kau meng-
              angkat kayu-kayu tersebut, kau akan melihat tubuh Ai yang terbalut
              kain kafan tergolek di sebuah ceruk tanah. Krisan hanya perlu mem-
              bongkar beberapa kayu penopang sebelum bisa mengangkat tubuh Ai.
              Tubuhnya sangat ringan dan Krisan terlonjak dalam kebahagiaan yang
              begitu misterius. Untuk pertama kali ia bisa me meluk tubuhnya demi-
              kian erat tak peduli bahwa ia sudah mati. Dari dalam kain kafan itu ber-
              embus harum yang aneh, serupa berada di taman bunga, namun tentu
              saja itu bukan harum bunga melainkan harum tubuh gadis itu sendiri.
                 Krisan memanggul mayat Ai di bahunya setelah melepaskan si
              anjing kampung agar pergi ke mana ia suka. Ia bergegas pulang dengan
              langkah hati-hati karena pada saat seperti itu orang-orang biasanya
              sudah terbangun, bersiap-siap pergi ke masjid dan beberapa penjual
              sayur bersiap-siap pergi ke pasar membuka kios-kios mereka di pasar
              dan beberapa orang mungkin keluar hanya untuk buang tai di kolam-
              kolam yang berderet di pinggiran kota tak jauh dari tempat pemakaman.
                 Ia sampai di rumah dengan selamat tanpa seorang pun me mer goki-
              nya membawa mayat Ai. Baik nenek maupun ibunya (setelah kematian
              ayahnya, Mina neneknya tinggal bersama mereka mengurus usaha ja-
              hitan bersama Adinda), keduanya belum terbangun meskipun ia tahu
              mereka tukang bangun pagi. Ia masuk lewat pintu dapur, melangkah
              dengan berjinjit masuk ke kamar dan menyembunyikan mayat Ai di
              bawah tempat tidurnya. Pekerjaan berikutnya adalah memeriksa jalan
              dari dapur ke kamar tidur, memastikan bahwa ia telah membersihkan
              semua tanah liat yang mungkin tercecer dan membangkitkan kecuriga-
              an ibunya seandainya ia menyapu lantai nanti di pagi hari. Krisan telah
              membersihkannya secepat tukang sapu di sekolahnya, dan kini saatnya
              ia kembali ke tempat tidur dan memeriksa mayat itu. Ia menarik tubuh
              Ai dari kolong tempat tidur dan membuka kain kafannya.
                 Dengan serta-merta bau harum itu menyeruak semakin kuat dan
              Krisan bisa melihat tubuh Ai yang begitu segar. Gadis itu tampak seperti
              berbaring di lantai, beralaskan kain kafan, seolah ia sebenarnya tak mati
              tapi sekadar tidur sejenak untuk kemudian terbangun lagi. Krisan tak

                                           402





        Cantik.indd   402                                                  1/19/12   2:33 PM
   404   405   406   407   408   409   410   411   412   413   414