Page 427 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 427

sedikit waras, tapi sebaliknya Ai selalu merupakan pembela bagi setiap
              tindakan mengejutkan Si Cantik, dan bahkan menjadi pelindungnya
              yang sejati.
                 Waktu itu Krisan belum begitu bernafsu pada Rengganis Si Cantik,
              meskipun ia tahu bahwa gadis itu sangat cantik dan me ng undang be-
              rahi. Sebab yang ia sukai adalah gadis-gadis yang cenderung pendiam,
              dengan wajah yang sendu, tenang menghanyutkan namun bisa menjadi
              sangat galak, dan gadis seperti itu adalah Ai. Jangankan bernafsu, ia
              bahkan cenderung menganggap Rengganis Si Cantik sebagai peng-
              ganggu hubungannya dengan gadis Ai. Dan sikap Ai yang melindungi
              Rengganis Si Cantik membuatnya sangat cemburu pada gadis tersebut.
                 Tapi kecemburuan Krisan terhadap Rengganis Si Cantik mungkin
              tak seberapa, sejauh ia bisa memahami keadaan Rengganis Si Cantik
              dan memahami pula alasan-alasan Ai. Ada satu hal lain yang jauh mem-
              buatnya cemburu: anjing. Sang Shodancho sangat menyukai anjing, dan
              itu menular pada anaknya. Jika Ai tidak sedang bersama mereka, maka
              bisa dipastikan ia sedang bermain-main dengan anjing. Tadinya Krisan
              selalu berharap, jika Ai lepas dari Rengganis Si Cantik, ia bisa berdua
              saja dengan Ai. Tapi kesempatan-kesempatan itu sangatlah langka,
              karena kemudian Ai akan bermain dengan anjing-anjingnya. Bahkan ia
              akan tetap bermain dengan anjing-anjing itu meskipun Krisan kemudian
              datang dan mencoba bermain bersamanya.
                 ”Apakah aku harus jadi anjing agar kau mau menemaniku?” tanya
              Krisan suatu ketika, di puncak kejengkelannya.
                 ”Tak perlu,” kata Ai, ”jadilah lelaki sejati, maka aku menyukaimu.”
                 Kalimatnya penuh teka-teki dan sulit dicerna secara langsung, maka
              Krisan mengeluh pada Rengganis Si Cantik.
                 ”Aku ingin jadi anjing,” katanya.
                 ”Itu bagus,” kata Rengganis Si Cantik, ”aku sering membayangkan
              anjing tanpa ekor.”
                 Rengganis Si Cantik tak mungkin diajak serius.
                 Tapi ia kemudian sungguh-sungguh sering memerankan dirinya
              sendiri sebagai anjing. Bukan karena gila, tapi sebagian besar sebagai
              upaya untuk mencari perhatian Ai. Jika mereka tengah berjalan bertiga,
              mungkin pulang sekolah atau sekadar jalan-jalan sore, dan ia melihat

                                           420





        Cantik.indd   420                                                  1/19/12   2:33 PM
   422   423   424   425   426   427   428   429   430   431   432