Page 423 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 423

duduk paling belakang adalah Rengganis Si Cantik yang tengah dicari
              ayahnya selama hari-hari terakhir.
                 Krisan berhenti di tepi pantai, pada sebuah tembok beton pembatas
              laut dan darat. Hari telah menjelang dini hari, dan ia melihat beberapa
              perahu telah berlabuh. Warna kemerahan mulai tampak di langit timur.
              Waktu yang sangat menguntungkan pikirnya.
                 ”Tunggu di sini, aku akan mencuri perahu,” kata Krisan.
                 Masih dengan mendekap mayat Ai agar tidak roboh, Rengganis
              Si Cantik duduk di tembok itu, di samping sepeda, menunggu Krisan.
                 Anak itu muncul dengan sebuah perahu entah milik siapa. Mungkin
              sudah bukan milik siapa-siapa, sebab perahunya tampak begitu jelek,
              meskipun tak ada lubang satu pun. Krisan mendayung mendekati
              tem  pat Rengganis Si Cantik menunggu, dan mepet ke arah dinding
              tembok. ”Lemparkan mayat itu,” katanya. Rengganis Si Cantik melem-
              parkan mayat Ai ke dalam lambung perahu, membuat perahu sedikit
              terayun-ayun, dan mayat itu kini berbaring di sana. Rengganis Si Can-
              tik melompat ke salah satu ujung dan duduk di sana, sementara di ujung
              lain Krisan mulai mendayung meninggalkan pantai, menuju tengah
              laut, tempat yang ia janjikan untuk kawin dengan Rengganis Si Cantik.
                 Krisan mencoba untuk tidak berpapasan dengan perahu-perahu
              nelayan yang mulai pulang ke pantai, dan tak khawatir pada kapal-
              kapal penangkap ikan yang jauh di tengah. Pagi mulai datang dengan
              sinar matahari muncul di balik bukit Ma Iyang, sinarnya serupa garis-
              garis lurus yang dipendarkan permukaan air laut. Warna kemerahan di
              langit mulai memudar dan burung-burung camar, dan mungkin juga
              walet, mulai tampak berterbangan di angkasa. Itu memudahkan Krisan
              untuk melihat arah perahu-perahu nelayan, dan berbelok jika sekiranya
              mereka akan berpapasan.
                 Lama ia mencari daerah laut yang sepi, yang sekiranya tak pernah
              dikunjungi perahu mana pun. Ia berputar-putar, selain menghindari
              perahu-perahu nelayan, juga mencari tempat seperti itu. Hingga ia
              menemukannya, di laut yang berwarna biru gelap. Ia tahu pasti bagian
              tersebut pasti sangat dalam, dan itulah alasan mengapa tempat itu sepi
              dari perahu nelayan, sebab tak banyak ikan di tempat seperti itu. Tentu
              saja tak ada yang tahu di antara mereka, Rengganis Si Cantik dan

                                           416





        Cantik.indd   416                                                  1/19/12   2:33 PM
   418   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428