Page 431 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 431

”Aku bisa mengajarimu.”
                 Perlahan-lahan Krisan mulai menurunkan celana dalam gadis itu
              yang masih menggantung di lutut, dan menggantungnya di paku berka-
              rat yang tertempel di dinding. Lalu dengan ketenangan yang sama ia
              membuka kancing seragam sekolah Rengganis Si Cantik, satu per satu,
              sehingga ia bisa menikmati sensasi melihat tubuhnya ter buka perlahan-
              lahan. Kemeja itu juga digantungkan di paku berkarat. Ia kemudian
              membuka roknya, dan terpesona melihat war na hitam di selangkang-
              an si gadis. Itu membuat tangannya sedikit bergetar, dan ia menjadi
              sedikit terburu-buru ketika membuka kutang gadis tersebut. Namun saat
              menemukan buah dada yang sangat dirindukannya, ia menjadi tenang
              kembali. Kini ia membuka pakaiannya sendiri. Kemejanya telah lepas,
              lalu celananya, dan kemudian celana dalamnya. Kemaluannya teracung
              keras ke atas, ia memeganginya dan memperlihatkannya pada Reng-
              ganis Si Cantik. Gadis itu tertawa kecil melihat bentuknya.
                 Setelah itu tak ada lagi ketenangan. Ia meraih buah dada itu, meng-
              elusnya dan meremasnya begitu nafsu, membuat si gadis meng geliat dan
              tersengal-sengal. Rengganis Si Cantik memeluk tubuh lelaki itu dengan
              sangat erat. Krisan mendorong si gadis ke dinding toilet, dan menekan
              tubuh si gadis dengan tubuhnya. Ia mulai mencium bibirnya, yang te lah
              didambakannya sejak lama, sejak mereka tak lagi memainkan per mainan
              pesta perkawinan itu. Tangannya tetap berada di antara dada mereka,
              dengan jari-jarinya terus bermain, sementara tangan si gadis mencakar
              dengan lembut punggungnya. Kemaluannya mulai mencoba mendesak
              maju, menerobos selangkangan si gadis. Tapi ia hanya bisa membentur
              kulit lembut paha gadis itu, membuatnya melengkung, dan paling jauh
              berhasil menggosokkannya pada ruang antara kedua paha si gadis. ”Ang-
              kat sebelah kakimu ke bak kecil itu,” bisik Krisan. Rengganis Si Cantik
              melakukannya, dan ruang vaginanya kemudian terbuka lebar. Krisan
              sangat leluasa menyetubuhinya, sebab ruang itu telah begitu basah, dan
              hangat, dan memberikan suara ribut dari gerakan-gerakan mereka yang
              mengguncangkan seolah-olah tengah berjalan melalui jalan yang penuh
              berbatu. Mereka begitu me nikmatinya, meskipun sebagaimana semua
              pemula, persetubuhan itu berlangsung dengan sangat cepat.
                 Itulah yang sesungguhnya terjadi.

                                           424





        Cantik.indd   424                                                  1/19/12   2:33 PM
   426   427   428   429   430   431   432   433   434   435   436