Page 433 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 433
aman Gendeng bangkit kembali di hari ketiga setelah ia mok-
Msa. Ia datang untuk mengucapkan selamat tinggal, tentu saja.
Ke pada Maya Dewi, siapa lagi.
Padahal tiga hari yang lalu Maya Dewi baru saja menguburkan
mayatnya, yang nyaris tak bisa dikenali lagi setelah diacak-acak ajak,
digerogoti belatung dan dikerubungi lalat yang bahkan ketika mayat itu
dibawa dari tempatnya ditemukan, lalat-lalat itu masih mengikutinya
menyerupai bintang berekor. ”Itu bukan aku,” kata Maman Gendeng
meyakinkan. Telah tiga hari Maya Dewi berkabung, sangat berkabung,
sebab ia kehilangan Maman Gendeng setelah sebelumnya kehilangan
anak perempuan mereka, Rengganis Si Cantik. Ia tak pernah mengira
bahwa bencana itu datang demikian tiba-tiba, maka selama tiga hari
itu ia terus-menerus membohongi dirinya sen diri, menganggap mereka
masih hidup, meskipun ia mengenakan pakaian serba hitam tanda
berkabung.
Ia tetap tak bisa terhibur, meskipun mencoba mengingat bahwa
nasib yang diterima kedua kakaknya juga tak jauh berbeda. Alamanda
telah kehilangan Nurul Aini, dan Sang Shodancho menghilang men-
cari mayat anaknya yang dicuri dari kuburan. Adinda telah ke hilangan
Kamerad Kliwon yang mati bunuh diri, meskipun ia masih memiliki
Krisan.
Setiap pagi ia masih menyediakan sarapan pagi untuk mereka ber-
tiga, sebagaimana setiap pagi sebelumnya ia makan bersama Maman
Gendeng dan anak mereka Rengganis Si Cantik. Piring-piring dise-
diakan untuk kedua orang itu, juga nasi dan sayur dan lauknya. Yang
ma kan tentu saja hanya Maya Dewi sendiri, dan di setiap akhir ritual
426
Cantik.indd 426 1/19/12 2:33 PM