Page 450 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 450

”Kami pernah menghadapi tentara-tentara itu,” kata Maman Gen-
                 deng.
                    Romeo memandangnya, seolah tak percaya.
                    ”Kau pikir apalagi yang akan dilakukan oleh seorang laki-laki yang
                 marah karena anak gadisnya dibunuh?” tanya Maman Gendeng. ”Aku
                 tahu orang-orang itu sama sekali tak berdosa, tapi aku sedang marah.”
                    Itu seperti alibinya, tapi sesungguhnya ia memang marah pada se  mua
                 orang-orang kota selain para begundal sahabatnya. Ia telah me nahan
                 dendam yang sangat lama, tahu dengan pasti bahwa semua orang me-
                 man dang rendah pada dirinya, seorang begundal peng angguran yang
                 hanya menghabiskan waktu dengan berkelahi dan minum bir, meman-
                 dang rendah pada sahabat-sahabatnya. Ia juga dendam pada orang-orang
                 kota yang memandang Rengganis Si Cantik bagaikan memandang gadis
                 tak waras dan idiot, dan hanya memandangnya dengan tatapan berahi
                 pada kecantikannya. Ia punya alasan untuk marah.
                    ”Mereka percaya bahwa kita adalah sampah-sampah masyarakat
                 yang tidak berguna,” Maman Gendeng menyimpulkan. ”Itu benar,
                 tapi banyak di antara kita kekurangan pendidikan untuk menjadi apa
                 pun dan mereka menutup pintu. Apa yang kita lakukan pada akhirnya
                 men jadi garong, menjadi pencopet, dan hanya menunggu waktu untuk
                 melampiaskan dendam pada orang-orang yang telah membuat mereka
                 cemburu. Aku cemburu melihat orang baik-baik memiliki keluarga yang
                 bahagia. Aku menginginkan hal seperti itu. Aku akhirnya memperoleh
                 semua itu, tapi mungkin tidak sahabat-sahabatku. Dan kini, setelah aku
                 memperolehnya, seseorang merampas kembali kebahagiaan itu dariku.
                 Dendam lama terbuka kembali, seperti sebuah luka.”
                    Apa yang ditakutkan Romeo sungguh-sungguh terjadi. Kerusuh an
                 melanda kota dengan cepat. Beberapa pemilik anjing mencoba me lawan,
                 dan para begundal semakin beringas, mereka merusak apa pun kemudian
                 selain anjing. Mobil-mobil bertumbangan di jalanan, rambu-rambu lalu
                 lintas tercerabut dari akarnya, sebagaimana pohon-pohon pelindung
                 jalan. Kaca-kaca toko pecah berantakan, sebagaimana kaca-kaca etalase
                 mereka. Beberapa pos polisi dibakar, dan beberapa orang mulai terluka
                 dalam perkelahian-perkelahian yang tak imbang. Penduduk kota dilanda
                 ketakutan yang amat sangat, sehingga segera datang perintah militer dari

                                             443





        Cantik.indd   443                                                  1/19/12   2:33 PM
   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454   455