Page 447 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 447

Pada saat itu, bagaikan menerima wahyu penuh kebenaran dari
              langit, sang preman mengerti dengan baik apa yang harus di la ku kan nya.
                 ”Jika tak seorang pun membunuhnya,” ia berkata penuh kepastian,
              ”maka berarti seluruh kota ini adalah pembunuhnya.”
                 Pada hari Senin berikutnya, bersama sekitar tiga puluhan anak buah-
              nya ia melakukan aksi paling brutal yang akan diingat penduduk kota
              sebagai saat-saat paling mengerikan. Ia memulainya dengan mendatangi
              kantor polisi, menghancurkan apa pun yang mereka temukan di sana,
              melawan semua polisi yang mencoba menghalangi apa yang mereka
              ingin lakukan. Beberapa polisi harus berakhir di rumah sakit dalam
              perkelahian yang tak seimbang, dan di akhir kunjungan mereka ke kan-
              tor polisi, Maman Gendeng membakar tempat itu sebagai pelampiasan
              sikap marahnya atas kerja mereka yang tak berguna dalam menemukan
              siapa pembunuh anak gadisnya.
                 Kota itu seketika terhenyak mendengar kantor pusat kepolisian
              dibakar para preman yang dipimpin langsung oleh Maman Gendeng.
              Asapnya membubung tinggi ke langit yang bahkan pemadam ke bakaran
              tak sanggup menghentikannya. Tak seorang pun berani datang untuk
              melihat kantor itu terbakar, sebagaimana sering terjadi pada kebakaran-
              kebakaran lain, begitu tahu Maman Gendeng dan teman-teman begun-
              dalnya dalam keadaan marah tak terkendali. Mereka hanya diam,
              saling menceritakan hal itu dari mulut ke mulut, sambil menggigil
              mem bayangkan apa yang akan dilakukan laki-laki paling menakutkan
              itu, terutama setelah mereka mendengar Maman Gendeng mengatakan
              bahwa semua orang di kota itu ikut bertanggung jawab atas kematian
              Rengganis Si Cantik.
                 Padahal kini ia seorang lelaki tua yang telah hidup lebih dari sete ngah
              abad, Maman Gendeng itu, namun kekuatannya semua orang tahu tak
              berkurang sedikit pun sejak pertama kali ia datang dan membuat keribut-
              an di pantai sebelum membunuh Edi Idiot. Ia telah memiliki apa yang
              telah lama ia mimpikan: keluarga. Ia memiliki istri yang can tik, yang
              paling cantik di antara saudara-saudaranya sebagaimana sering dikatakan
              orang-orang, dan mereka berdua diberi seorang gadis cantik yang paling
              cantik jika semua perempuan cantik di kota itu dikum pulkan. Ia masih
              bisa mengenang saat ia membawa anaknya mengikuti pemilihan Putri

                                           440





        Cantik.indd   440                                                  1/19/12   2:33 PM
   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452