Page 445 - Cantik Itu Luka by Eka Kurniawan
P. 445

para petugas, dan Maman Gendeng serta Maya Dewi me meriksa semua
              mayat itu satu per satu. Sebagian besar para pelancong yang melanggar
              daerah larangan berenang, namun akhirnya mereka menemukannya.
              Ia sangat mudah dikenali, sebab air laut bahkan tak menghancurkan
              ke cantikannya. Entah telah berapa lama ia tenggelam, dan kemudian
              dibawa ombak ke tepi pantai dan orang-orang menemukannya. Semua
              orang segera mengenalinya, sebagaimana Maman Gendeng dan Maya
              Dewi yang segera diberitahu atas penemuan tersebut. Ia berbaring
              telentang dengan pakaian nyaris hancur. Wajahnya masih wajah can-
              tik itu, dengan rambut mengembang dipermainkan air. Perutnya tak
              kembung sebagaimana kebanyakan orang tenggelam. Mereka segera
              mengetahuinya. Ada warna kehitaman di lehernya. Seseorang telah
              membunuhnya sebelum melemparkannya ke laut. Maya Dewi meledak
              dalam tangisan hebat.
                 ”Apa pun yang terjadi ia harus dikuburkan,” kata Maman Gendeng
              menahan geram, ”dan kemudian kita temukan anjing pembunuh itu.”
                 ”Tak mungkin anjing mencekik lehernya,” kata Maya Dewi yang
              nyaris tak sadarkan diri di bahu suaminya.
                 Maman Gendeng membopong sendiri mayat Rengganis Si Cantik,
              ditemukan di ujung barat pantai Halimunda, hampir sebulan setelah
              ia menghilang dari rumah. Maya Dewi mengikutinya dari belakang,
              de ngan mata bengkak dan air mata tak terhentikan, dan orang-orang
              yang bersimpati mengekor di belakang keduanya.
                 Sore itu, bagaimanapun, setelah semua ritual kematian dijalankan,
              keranda berisi tubuh Rengganis Si Cantik membelah kota menuju
              pemakaman Budi Dharma. Kinkin yang segera mengetahui bahwa pe-
              makaman hari itu adalah pemakaman bagi gadis yang sungguh-sungguh
              dicintainya nyaris dibuat tak sadarkan diri, ikut menggali kuburan
              bersama ayahnya dalam kesedihan yang tak terbayarkan oleh apa pun.
              Ia bahkan ikut menurunkan mayat tersebut, bersama Maman Gendeng
              dan Kamino. Dan setelah Maman Gendeng me na burkan tanah pertama
              di atas kain kafannya, Kinkin ikut pula menutup kembali kuburan
              kekasihnya, dan memasang kayu nisan dengan penuh cinta.
                 ”Akan kutemukan siapa pembunuhnya,” kata Kinkin dengan penuh
              dendam, ”dan aku akan membalas kematiannya.”

                                           438





        Cantik.indd   438                                                  1/19/12   2:33 PM
   440   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450